Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (54) Salju di Batumi

20 Januari 2021   20:17 Diperbarui: 21 Januari 2021   18:56 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Episode Awal: (1) Soso

Episode Sebelumnya: (53) Keluarga Doukhobor

*****

Menjelang tengah hari, mereka tiba di Batumi. Soso sebetulnya ingin mampir untuk melihat-lihat kota itu. Tapi si Vaso menolaknya. "Nanti saja, kita ke rumahku dulu, baru habis itu, kalau badan kita sudah seger, kita bisa ke sini untuk melihat-lihat..." katanya.

Soso pun paham. Perjalanan mereka dari Tiflis memang cukup melelahkan, naik kereta hampir 14 jam, disambung dengan naik kereta kuda. Meski sempat mampir untuk beristirahat dan sarapan di rumah keluarga Pak Sorokoff, itu belum cukup menghapus kepenatan.

Perjalanan pun berlanjut lagi ke selatan. Kadang jalanannya melewati tepi Laut Hitam yang mempesona. Ya, itu sangat mempesona buat Soso, karena itulah pertama kalinya ia melihat laut. Kadang juga laut itu tak terlihat ketika jalanan yang dilalui agak masuk. Hanya deburan ombaknya saja yang sesekali terdengar.

Sekitar satu jam setelah melewati Batumi, mereka pun tiba di rumah keluarga Kelbakiani, keluarga si Vaso. Keduanya disambut gembira oleh ibu dan adiknya si Vaso, tapi ayahnya belum terlihat. Mungkin sedang bekerja.

Sementara si Vaso membayar sewa kereta, Soso secara lebih khusus mengucapkan terimakasih pada kusirnya, Pak Hameed. "Sampai jumpa lagi Pak, terimakasih atas obrolannya. Terimakasih juga sudah mengajak saya ke tempatnya Pak Sorokoff..."

Pak Hameed mengangguk. "Saya juga senang mengantarmu ke sini. Semoga liburanmu menyenangkan..." jawabnya. "Oh ya, kalau kamu main ke Batumi dalam beberapa hari ini, kamu bisa mampir ke rumah saya. Saya mungkin belum ke Samptedia dulu. Kelihatannya cuaca tidak terlalu baik untuk perjalanan jauh..."

"Bagaimana saya bisa menemukan rumah Bapak?" tanya Soso.

"Mudah saja, tanya saja di mana penyulingan minyak  Rotschild. Di belakangnya ada satu jalan. Kau ikuti jalan itu, nanti ketemu perkampungan pertama. Di situlah kampungku. Tanya saja yang mana rumahnya Hameed kusir delman, pasti banyak yang tahu..." jawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun