Mohon tunggu...
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer di OPP

Suaminya Novi, ayahnya Sheikha, domisili di kampung tengah, dekat kampung monyet, Jakarta Timur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cewek Arab vs Cewek Barat di Dubai...

26 Agustus 2013   01:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:49 18146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_274340" align="aligncenter" width="960" caption="Ada Yang terbuka, ada juga yang tertutup. Dok FB Dubai.."][/caption] Kalo sedang enggak punya kerjaan serta waktunya pas, saya dan rekan-rekan TKI suka melakukan ''riset'' kecil-kecilan, caranya?, kita suka ngider-ngider ke tempat-tempat rame di mana ''data-data'' berserakan, kita cuma melakukan sedikit usaha untuk menyusun kepingan-kepingan data itu menjadi sebuah bahan diskusi ''tengah malam'' menjelang tidur. Misalnya kita mencoba menyelusuri uniknya ''gado-gado'' budaya di Dubai, kadang kita juga pengen mencari tahu, apakah orang lokal atau asli Dubai tidak mengalami geger budaya, mereka yang dulunya jarang atau tidak pernah melihat hal-hal yang terbuka, tiba-tiba di suguhi dengan penampakan paha dan dada? Selanjutnya, bagaimana cara orang Dubai untuk menangkal ''serangan'' budaya luar tersebut?, apakah mereka terpengaruh atau tetap berpegang teguh dengan kearifan budaya lokal?, Tentu saja, karena kami hanyalah kumpulan TKI-TKI iseng, hasil diskusi kami biasanya berakhir dengan hihihi dan hahaha. Sebenernya, menarik untuk di kaji secara lebih serius, mengapa orang-orang lokal Dubai terkesan menerima atau bisa di katakan sangat terbuka dengan segala hal yang berasal dari luar. Sekedar info saja, Dubai saat ini di huni oleh banyak pendatang yang berasal dari 200 negara di Dunia. Dapatkah kita bayangkan, bagaimana ''ramenya'' kalo warga Dubai yang berasal dari banyak negara itu berkumpul dalam waktu yang sama di tempat yang sama?, lebih rame lagi kalo ada warga lokalnya, udah deh di sana kita akan melihat sesuatu yang sangat kontras. Contoh, kalo kita maen ke Dubai Mal, ini adalah mal yang lokasinya sangat berdekatan dengan Bujr Khalifah( Gedung Tertinggi sejagad), di Dubai Mal, kita akan melihat banyak cewek barat, di samping cewek barat ada juga cewek Arab. Cewek barat biasanya menggunakan pakaian yang sangat terbatas, tahulah maksud saya, kalo toh mereka pake celana ya celananya rada pendek dan ketat, bajunya juga agak kekecilan, sehingga lekuk tubuhnya yang aduhai tergambar sangat jelas. Tentu saja pemandangan seperti ini sangat di sukai oleh mata lelaki hidung zebra. Apakah pemerintah Dubai membiarkan hal ini?, enggak juga, sebenarnya pemerintah Dubai sudah menghimbau para pendatang, terutama kaum hawanya untuk berpakaian yang pantas, bukan berarti harus tertutup tapi ya, yang pantas-pantas saja. Pernah ada seorang pendatang, kalo ini kebetulan dianya cowok, dia hanya menggunakan celana pendek doang, enggak pake baju tapi keliaran di mal tentu saja dia digiring oleh pihak keamanan mal. hihihi, mungkin cowok itu berfikir sedang ada di pantai ya? Lain lagi dengan cewek Arab, engak semua cewek Arab sebenarnya sih, di Dubai ada dua tipe cewek Arab, tipe pertama, cewek yang menggunakan pakaian tertutup, orang sini nyebutnya abaya, biasanya warnanya item.Tipe cewek Arab yang kedua adalah mereka yang berpakaian udah kayak orang barat. Pertanyaanya, apakah mereka cewek lokal Dubai?, setahu saya, yang berani pake baju-baju seksi adalah cewek Arab yang berasal dari luar Dubai, misalnya dari Libanon, kalo ini jangan di tanya ya, banyak cewek Arab libanon yang dandanannya seksi abis. Ada juga cewek mesir serta cewek Suria. Saya pernah membaca kalo di Perancis, paramuslimah di larang menggunakan burka di tempat umum, padahal selama ini kita mendengar kalo negeri barat adalah negeri embahnya demokrasi, di mana orang-orangnya bebas berbusana sesuai dengan keyakinannya dan kesukaanya. Sering juga kita mendengar kalo negeri-negeri Arab adalah negeri yang ketat dalam hal kebebasan berbusana. Benarkah negeri-negeri Arab begitu ketat dalam menerapkan aturan berbusana?,Kalo negeri Arab yang di maksud adalah Saudi, emang bener. Tapi ada juga negeri Arab yang agak bebas, contohnya Dubai, walau pun negeri ini bertetangga dengan KSA, tapi disini orang barat bebas menggunakan pakaian ala mereka. Emang bener, ada himbauan untuk menghormati budaya lokal tapi cuma sekedar himbauan. Beda kan dengan perancis, yang sudah mengeluarkan undang-undang, dilarangnya para muslimah menggunakan burkah di tempat umum. Kalo sudah begini, masih tetep mau mengagungkan barat sebagai embahnya demokrasi? hihihi. Katanya Perancis itu surganya kekebasan. Tapi mengapa para Muslimah di larang menggunakan burka di tempat umum? Dubai juga sering mengadakan lomba berkuda tingkat dunia, kalo acara ini di adakan, udah deh, segala keragaman jenis pakaian akan terlihat secara jelas, semua orang dengan bangga mengenakan pakaian kesukaan mereka. terutama kaum perempuannya. Di acara lomba berkuda kita akan disuguhi pemandangan-pemandangan yang unik, ada yang berbusana sangat tertutup ada juga yang berbusana sangat terbuka. Yang tertutup di kenakan oleh perempuan Arab sedangkan yang terbuka di kenakan oleh perempuan Barat. Sekali lagi, hidup ini adalah pilihan bukan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun