Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penghargaan yang "Membunuh", Sebuah Otokritik

12 Januari 2022   10:02 Diperbarui: 12 Januari 2022   10:06 1766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada dasarnya orang tidak mau dikendalikan dan ingin merasa bebas. Jika seorang anak tidak mendapatkan rangking dalam prestasinya maka orang lain atau orang tuanya akan memberikan upaya berupa nasehat atau dalam lain hal justru malah banyak yang mendapatkan sikap marah dan dibandingkan dengan anak lain. 

Sikap seperti ini justru tidak disukai oleh anak-anak karena merasa tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua mereka sendiri dan merasa orang lain yang diunggulkan lebih di sayangi. 

Dari rasa merasa bersalah tersebut maka akan timbul rasa kecewa,  membenci dan ketidaksukaan kepada teman yang berprestasi. Jika hal tersebut timbul maka Penghargaan lebih kepada terlihat sebagai hukuman karena digunakan orang untuk mengendalikan orang lain agar menuruti `aturan` yang dibuat.

SERING MEMUJI ANAK DENGAN KATA `PINTAR` ATAU  `GOOD JOB`

Kita dianjurkan menyanjung anak ketika anak sudah melakukan hal yang baik untuk mereka atau menyelesaikan pekerjaanya dengan baik. Namun kadang seorang guru atau orang tua sering mengatakan `kamu pintar` atau `good job` ketika mereka sedang melakukan sesuatu jika sesekali melakukan hal itu tidak apa-apa namun jika telah menjadi kebiasaan akan berdampak negatif kepada anak. Menurut Zahra Zahira, Islamic Mentessori Educator dampak negatif tersebut bisa dilihat antara lain:

1. Anak akan merasa `cukup`

Ketika anak sedang melakukan sesuatu misalnya sedang menggambar kemudian kita datang atau seorang guru mengecek pekerjaan siswanya lalu mengatakan `wow, kamu pintar banget` maka anak akan meras cukup dengan pekerjaannya, pekerjaan belum selesai saja sudah dikatakan pintar banget.

2. Anak mencari pernghargaan yang lain.

Karena terlalu sering mengatakan `kamu pintar` saat melakukan apapun, maka anak akan ketergantungan dengan pujian pintar yang kita berikan. Misalnya ketika mereka merangkai balok, karena sering di puji pintar maka anak akan mencari-cari kita pada saat pekerjaannya belum selesai padahal mereka harus berkreasi menurut kreasinya sendiri.

3. Anak akan fokus pada hasil bukan prosesnya.

Karena sering kita memuji mereka dengan kata `good job` atau `kamu pintar` maka mereka akan fokus pada hasil dan mengharapkan pujian padahal proses yang di lakukan dengan sungguh-sungguh jauh lebih penting apapun hasil yang mereka hasilkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun