Mohon tunggu...
Alif Syuhada
Alif Syuhada Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

https://alifsyuhada.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Orang Cerdas Itu Tidak Panikan

30 Juni 2020   23:03 Diperbarui: 30 Juni 2020   23:13 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Medsos membuat hoaks leluasa menyebar seperti virus corona itu sendiri. Mereka yang tidak memiliki daya kritis akan mudah terperangkap oleh hoaks sebagaimana orang yang rentan terpapar virus corona akibat daya tahan tubuhnya lemah.

Sayangnya, korban terinveksi virus hoaks akan menulari orang lain dengan cara menyebarkan berita melalui Medsos tanpa mengkritisi sumber beritanya terlebih dahulu.

Hoaks yang tersebar melalui Medsos membuat masyarakat panik dan spekulasi keliru berkembang tanpa hambatan. Hoaks menciptakan suasana mencengkam. Masyarakat yang panik cenderung merespon Covid-19 secara berlebihan. Hal saya amati pada beberapa teman saya. Mereka menghabiskan banyak waktu mencari berbagai informasi mengenai Covid-19 melalui Medsos.

Teman-teman saya membuat asumsi dari berbagai sumber yang ia terima bahwa pandemi Covid-19 akan memicu krisis ekonomi yang sangat parah yang menghancurkan negara. Saya pun ikut tegang dan cemas mendengar kesimpulan yang ia utarakan.

Belum lagi sebaran broadcast pesan yang masuk di WhatsApp perlahan-lahan membuat kami semakin yakin bahwa keadaan benar-benar gawat. Terbesitlah sebuah pikiran di benak kami perihal bagaimana cara "menyelamatkan diri masing-masing" dengan cara apapun.

Godaan "menyelamatkan diri sendiri" itu membuat saya hanyut sesaat, dan untungnya, saya segera mengambil jarak atas kecemasan saya itu dan mencoba merefleksikannya. Dari pengalaman itu, saya mengerti bagaimana Hoaks berdampak pada gangguan psikologis secara massal serta dapat berdampak pada gangguan kesehatan mental.

Kesehatan mental yang terganggu menyebabkan masyarakat tidak mampu melihat segala hal dengan benar dan cenderung merespon sesuatu dengan berlebihan. Akibatnya, kehidupan menjadi tegang dan hanyut memikirkan keadaan. Hal itu menjauhkan dari produktifitas bahkan bisa mengarah kepada kejahatan seperti maraknya kasus-kasus pencurian di karesidenan Surakarta.

 Ironisnya, di tengah masa sulit, tidak sedikit orang-orang yang tega mengeruk keuntungan dengan menjual barang-barang penting seperti masker atau hand sanitizer dengan harga berkali-lipat lebih mahal dari harga normal.

issuu.com
issuu.com

Kepanikan dan Stabilitas Ekonomi

Selain maraknya fenomena kejahatan, kepanikan masal bisa berdampak pada kelumpuhan ekonomi secara sistemik. Hal ini terjadi ketika pelaku ekonomi baik itu nasabah, investor atau konsumen, berperilaku secara procyclical yang artinya, perilaku secara berlebihan mengikuti siklus perekonomian.

Dalam siklus ekonomi, umumnya para pelaku ekonomi akan cenderung melakukan ekspansi Jika pertumbuhan ekonomi sedang baik. Namun jika sebaliknya, mereka akan melakukan penahanan modal. Dua perilaku tersebut akan menjadi berlebihan jika para pelaku ekonomi menjadi panik akibat ada kabar buruk di pasar, seperti pandemi Covid-19 yang sedang kita alami saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun