Di era digital saat ini, kampanye tak harus mahal untuk menjadi berarti. Hal ini dibuktikan oleh inisiatif Add Yours bertajuk #PlastikNggakAsyik -- Mana Tumbler Lo?, yang menjadi salah satu pemantik kesadaran publik dalam rangkaian acara Commstride 2025 oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi President University. Dimulai dari keresahan sederhana atas konsumsi plastik sekali pakai, kampanye ini diinisiasi untuk menjangkau publik lebih luas dengan cara yang mudah, relevan, dan berbasis platform media sosial yang sudah sangat akrab bagi Gen Z, yakni Instagram.
Inisiatif Personal, Dampak Kolektif
Ide awal "Mana Tumbler Lo?" lahir dari pengamatan terhadap gaya hidup digital dan kebiasaan berbagi yang kuat di kalangan pengguna Instagram. Dengan memanfaatkan fitur Add Yours yang memungkinkan pengguna mengunggah konten berantai bertema sama, inisiator kampanye ini---mahasiswa aktif dari divisi konseptor Commstride---berhasil memformulasikan strategi yang tidak membutuhkan biaya besar, namun menghasilkan jangkauan luas. Kampanye ini tidak hanya menjadi pengantar menuju acara puncak Sweep the Shore, tapi juga membangun engagement yang kuat jauh sebelum hari pelaksanaan. Dengan lebih dari 150 unggahan berpartisipasi, tantangan "Mana Tumbler Lo?" berhasil menciptakan efek viral mini di kalangan mahasiswa dan komunitas peduli lingkungan.
Simpel, Tapi Menggerakkan
Daya tarik kampanye ini terletak pada kesederhanaannya. Tidak ada hadiah. Tidak ada gimmick rumit. Hanya ajakan untuk memamerkan tumbler pribadi---sebuah tindakan kecil namun sarat makna. Dari perspektif komunikasi, kampanye ini berhasil menyentuh emotional trigger yang tepat: rasa bangga akan kebiasaan positif dan keinginan untuk menjadi bagian dari gerakan yang lebih besar. Selain itu, Add Yours yang bersifat publik turut memunculkan efek social proof---semakin banyak orang yang berpartisipasi, semakin besar dorongan sosial bagi orang lain untuk ikut serta. Dalam konteks kampanye PR, ini menunjukkan keberhasilan pendekatan two-way symmetrical communication, karena audiens turut membentuk narasi dan menyebarkannya secara organik.
Dari Daring ke Luring
Tak berhenti di media sosial, kampanye ini menjadi pemanasan efektif sebelum rangkaian acara luring dilaksanakan: school visit, kompetisi blog & poster, hingga beach cleaning day di Tanjung Pakis. Apa yang dimulai sebagai unggahan Instagram, berkembang menjadi gerakan lintas kanal yang menyatukan pesan, partisipasi, dan tindakan nyata. Kampanye "Mana Tumbler Lo?" juga membangun kesadaran akan pentingnya membawa wadah minum sendiri---sebuah solusi konkret dalam upaya mengurangi botol plastik sekali pakai. Walau terlihat sepele, aksi ini sangat relevan dengan isu SDG 14 (Life Below Water) yang menjadi salah satu fokus utama Commstride tahun ini.
Keberadaan kampanye ini menunjukkan bahwa kreativitas, bukan anggaran, adalah kunci utama dalam menciptakan kampanye berdampak. Dalam konteks edukasi dan PR, pendekatan ini dapat dijadikan studi kasus bagaimana pemanfaatan media sosial secara strategis bisa menghasilkan keterlibatan tinggi, bahkan dari audiens yang tidak tersentuh oleh metode konvensional. Sebagai bagian dari praktik komunikasi strategis, "Mana Tumbler Lo?" juga menjadi contoh bahwa inisiatif personal, jika dikembangkan dengan pemahaman akan platform dan audiens, mampu berkembang menjadi gerakan publik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI