4. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila, khususnya Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Persatuan, dalam konteks lokal.
Digitalisasi Budaya sebagai Dakwah Milenial
Generasi muda yang akrab dengan teknologi digital perlu dikenalkan pada makna Maulid dan nilai-nilai luhur budaya lokal. Dokumentasi acara Pencak Dor, pembuatan konten pendek di YouTube atau TikTok, serta promosi media sosial bisa menjadi bentuk syiar kekinian yang efektif dan edukatif. Ini sejalan dengan semangat Maulid sebagai momen reflektif sekaligus rekreatif.
Penutup
Peringatan Maulid Nabi di Bojonegoro yang menyisipkan tradisi Pencak Dor membuktikan bahwa budaya lokal dan nilai-nilai Islam dapat berjalan beriringan. Tradisi ini menjadi wujud cinta kepada Nabi Muhammad SAW dengan cara yang khas, mengakar pada kearifan lokal namun tetap universal dalam pesan moralnya.
Melestarikan Pencak Dor dalam semangat Maulid Nabi berarti menjaga jati diri bangsa, memperkuat solidaritas, serta merawat nilai-nilai luhur Islam yang rahmatan lil alamin.
Daftar Pustaka
Aziz, A. (2020). Perayaan Maulid Nabi di Lingkungan Pesantren: Studi Tentang Pembentukan Karakter Sosial Religius. Jurnal Ilmu Sosial Keislaman, 12(2), 100--114.
Fadlilatul Lailiyah, S., & Liana, C. (2018). Pagelaran Tarung Bebas Pencak Dor Kediri sebagai Upaya Pelestarian Bela Diri Pencak Silat Tahun 1960--2017. AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah, 6(4), 1234--1256. Universitas Negeri Surabaya.
Himawanto, W. (2017). Pencak Dor dalam Industri Olahraga. Jurnal Pembelajaran Olahraga SPORTIF, 3(2), 251--266. Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Suparman, U. (2020). Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks Multikultural. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 10(1), 45--56. Retrieved from [https://scholar.google.com/citations?user=15C0mVAAAAAJ](https://scholar.google.com/citations?user=15C0mVAAAAAJ)