Mohon tunggu...
ali fauzi
ali fauzi Mohon Tunggu... -

Seorang guru, orang tua, penulis lepas, dan pengelola www.sejutaguru.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cooperative Learning dan Pembentukan Budaya Bangsa

8 April 2016   09:20 Diperbarui: 8 April 2016   09:58 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

3. Proses belajar kooperatif memiliki potensi untuk mengontrol efek negatif persaingan.

Kompetisi dan bukan kerja sama telah mendominasi sebagian besar kehidupan kita. Masih munculnya peringkat (ranking) di beberapa sekolah. Masih ada orangtua yang cenderung membanding-bandingkan anaknya dengan oranglain. Persaingan dalam politik, ekonomi, dan sosial sudah hampir pada tahap yang mengkhawatirkan. Dalam beberapa hal, sudah sering kita saksikan bahwa persaingan yang ketat untuk mencapai sukses membuat beberapa orang dan lembaga tidak memedulikan efeknya terhadap orang lain.

 Kita bisa belajar dari sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang. Di satu sisi, anak-anak Jepang menghadapi dan mengikuti tes masuk sekolah yang sangat ketat untuk mendapatkan sekolah yang terbaik, namun persaingan yang ketat tersebut tidak pernah berubah menjadi individualisme yang mementingkan diri sendiri. Semangat kooperatif merupakan hal yang paling menonjol dari masyarakat Jepang.

Salah satu siswa di Jepang menjelaskan,

“Kami tidak suka melukai orang lain. Kalau kami berusaha dengan keras untuk masuk ke universitas terbaik, tu adalah sesuatu yang personal. Kami tidak benar-benar melihat diri kami saling bersaing satu sama lain. Kami hanya berusaha sebaik-baiknya.”

Setiap proses belajar harus memiliki makna dan nilai moral bagi anak. Itulah makna sesungguhnya dari belajar. Ada olah rasa, karsa, raga, dan jiwa. Dan anak pun kemudian mengetahui manfaat dari belajar tersebut. Lihat tulisan lain yang berjudul Belajar= Melatih Berfikir, Bukan Belajar = Menghafal Materi.ika setiap guru memberikan penguatan akan pentingnya manfaat belajar kelompok dan hal itu dilakukan dalam waktu yang lebih panjang dan terus menerus, maka kita akan menyaksikan anak-anak kita memiliki karakter yang kuat dalam nilai-nilai kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Serta, rasa kebersamaan yang kuat sebagai komunitas dalam keragaman.

Menurut sosiolog Emile Durkheim, menggabungkan anak-anak ke dalam kelompok membantu anak-anak menghargai orang lain dan merasakan kesetiaan akan sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Penbelajaran kooperatif adalah cara yang mendukung usaha tersebut, karena hal tersebut mengajarkan anak-anak bahwa mereka dapat melakukannya lebih baik jika bersama-sama dibandingkan sendirian. 

Selamat menyiapkan generasi bangsa yang unggul.

Oleh: Ali Fauzi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun