Mohon tunggu...
Alifah Salma
Alifah Salma Mohon Tunggu... Lainnya - La tahzan

Life takes courage

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sebuah Keikhlasan

14 Februari 2021   23:20 Diperbarui: 14 Februari 2021   23:43 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Guru BK di sekolahku menjelaskan mengenai perguruan tinggi. Beliau menjelaskan bahwa untuk masuk perguruan tinggi, dapat dilakukan dengan jalur tanpa tes. Jalur ini memakai nilai rapot dari semester 1-5, atau yang dapat disebut sebagai jalur SNMPTN. Beliau juga menjelaskan bahwa jalur SNMPTN ini hanya dapat diikuti oleh beberapa siswa saja. Hanya ranking 1-112 saja yang dapat mengikuti jalur tes ini. Dijelaskan juga bahwa terdapat jalur SNMPN untuk siwa yang ingin masuk ke politeknik negri. Pada jalur SNMPN ini, dibebaskan bagi setiap siswa dapat mengikuti jalur SNMPN ini, asalkan mereka yang mendaftar memiliki nilai yang cukup bagus untuk masuk melalui jalur ini

Rencanaku mulai bertambah. Aku berniat untuk mendaftar pada kedua jalur rapot itu, yaitu SNMPTN dan SNMPN. Tujuannya yaitu untuk berjaga-jaga apabila aku tidak diterima di perguruan tinggi.

~~

Di semester 2 kelas 12, aku mulai mempersiapkan segala dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk daftar melalui jalur rapot ini. Dimulai dari data rapot hingga data pribadi. 

Pada saat ini, aku semakin yakin untuk mencoba masuk ke politeknik negri. Karena dengan melihat keadaan ekonomi keluargaku dan umur ayahku yang kian lama kian menua. Aku berpikir bahwa suatu saat nanti, ayahku akan keluar dari pekerjaan nya karena usia. Oleh karena itu, aku menjadi semakin yakin untuk mencoba masuk ke politeknik negri.

Sebenarnya, aku masih memiliki rasa kesal pada ayah. Tetapi ibu sering menasihati dan mengingatkan aku untuk tidak membenci ayah. Dan juga, ibu terus menyuruhku untuk terus berkomunikasi baik dengan ayah. Mulai saat itu, aku mulai memikirkan bagaimana keadaan ayah dan mencoba memahami sikapnya.

Ketika saat pendaftaran SNMPN tiba, aku kembali dihadapkan pada kebingungan-kebigungan. Aku tidak tahu harus memilih program studi apa. Karena selama ini, aku selalu lebih condong pada pergurun tinggi tetapi tidak untuk politeknik.

Aku sering bercerita pada ibu tentang bagaimana kebingungan yang aku alami setiap harinya. Dan ibu selalu memberikan persetujuan tanpa memberikannya solusi. Sehingga itu membuat aku semakin bingung harus melangkah kemana. Dan aku berkeputusan untuk mengambil langkah keduanya.

Setiap hari aku terus menanyakan pada ibu pertanyaan yang sama. Dan jawaban ibu masih sama.

"Ibu mah gimana kamu aja. Ibu pasti setuju, selagi itu baik."

Tetapi jawaban itulah yang terus menambah kebingunganku setiap harinya. Apakah aku harus mengikuti SNMPN atau tidak. Apakah aku mencoba keduanya atau jangan. Pertanyaan demi pertanyaan terus saling bermunculan yang entah bagaimana aku harus menjawabnya. Suatu ketika, ibu berbicara padaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun