PMM Berdampak Universitas Muhammadiyah Malang telah berhasil melaksanakan salah satu program kerja unggulan di Desa Sumber Brantas, khususnya di SMPN 5 Batu dengan tema "Pembuatan Kompos Takakura". Program ini merupakan inisiatif berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan sekaligus memberikan solusi praktis dalam pengelolaan sampah organik di lingkungan sekolah. Kegiatan yang melibatkan siswa-siswi kelas 7A dan 7B SMPN 5 Batu ini dirancang dengan harapan dapat menciptakan generasi muda yang peduli terhadap kelestarian lingkungan dan memiliki keterampilan praktis dalam pengelolaan limbah organik.
Pemilihan metode kompos Takakura sebagai fokus program didasari oleh berbagai keunggulan yang dimilikinya, antara lain proses fermentasi yang relatif cepat menggunakan mikroorganisme efektif, tidak menimbulkan bau yang mengganggu sehingga cocok untuk lingkungan sekolah, mudah diaplikasikan dan sesuai untuk pembelajaran siswa, serta menghasilkan kompos berkualitas tinggi yang kaya nutrisi. Permasalahan sampah organik di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar menjadi salah satu tantangan utama dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, sehingga program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Tujuan umum dari program ini adalah meningkatkan kesadaran dan keterampilan siswa dalam pengelolaan sampah organik melalui pembuatan kompos Takakura sebagai bagian dari pendidikan lingkungan hidup. Secara khusus, program ini bertujuan memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya pengolahan sampah organik, mengajarkan teknik pembuatan kompos Takakura yang mudah dan praktis, menciptakan lingkungan sekolah yang lebih hijau dan berkelanjutan, menghasilkan produk kompos yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan berkebun sekolah, serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan melalui pemanfaatan limbah organik.
Pelaksanaan program dimulai dengan tahap persiapan yang meliputi koordinasi intensif dengan pihak sekolah SMPN 5 Batu, penyiapan alat dan bahan yang diperlukan seperti wadah plastik bertutup, sarung tangan karet, masker, sekop kecil, dan berbagai bahan organik seperti sampah sayuran, starter fermentor Takakura, dedak atau sekam padi, serta molase. Sosialisasi program kepada siswa kelas 7A dan 7B dilakukan untuk memastikan pemahaman yang baik tentang tujuan dan proses kegiatan, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan kelompok kerja siswa untuk memudahkan koordinasi selama pelaksanaan program.
Sesi pertama program berupa edukasi dan pemberian teori tentang pentingnya pengelolaan sampah organik dan pengenalan metode kompos Takakura. Suasana kelas tampak hidup dengan antusiasme siswa-siswi kelas 7A dan 7B yang memperhatikan dengan seksama penjelasan dari tim PMM UMM tentang teori dan manfaat pembuatan kompos organik. Respon positif dari para siswa terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dan diskusi interaktif yang berlangsung selama sesi ini, menunjukkan ketertarikan mereka terhadap materi yang disampaikan.
selanjutnya dilanjutkan dengan sesi praktik pembuatan kompos yang menjadi inti dari seluruh program. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk memudahkan proses pembelajaran dan memastikan setiap siswa dapat terlibat aktif dalam praktik. Setiap kelompok diberikan satu set alat dan bahan lengkap untuk membuat kompos Takakura. Proses praktik dimulai dengan persiapan wadah plastik dan pembuatan lubang ventilasi kecil, dilanjutkan dengan penyortiran sampah organik yang sesuai untuk kompos. Para siswa tampak antusias dan bekerja sama dengan baik dalam menyortir sampah organik dan menyiapkan bahan-bahan untuk pembuatan kompos Takakura, menunjukkan semangat kolaborasi yang tinggi antar anggota kelompok.
Tahap selanjutnya meliputi pencampuran bahan organik dengan starter Takakura dan dedak, pengaturan kelembaban dengan menyesuaikan kadar air agar optimal untuk fermentasi, serta penutupan wadah dan pemberian label tanggal pembuatan. Setiap langkah diawasi dan dibimbing langsung oleh tim PMM UMM untuk memastikan kualitas hasil kompos yang akan dihasilkan. Siswa menunjukkan kemampuan adaptasi yang baik dalam mengikuti setiap instruksi dan tidak segan untuk bertanya ketika menghadapi kesulitan dalam proses pembuatan kompos.
Sesi ketiga difokuskan pada pemeliharaan dan monitoring kompos yang telah dibuat. Tim PMM memberikan panduan komprehensif tentang cara merawat kompos selama proses fermentasi, termasuk jadwal pengecekan rutin, indikator kondisi kompos yang sehat, dan langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi masalah selama proses fermentasi. Siswa kelas 7B terlihat serius dalam kegiatan monitoring kompos Takakura sambil mencatat perkembangan proses fermentasi dengan bimbingan mahasiswa PMM UMM. Kegiatan ini mengajarkan siswa tentang pentingnya konsistensi dan tanggung jawab dalam menjaga hasil karya mereka.