Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gelap di Lembah Gersang

28 November 2020   18:23 Diperbarui: 28 November 2020   18:28 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar: Jonoit.com)

Memang aku tidak dapat berbuat apa-apa dengan pernyataan Jamal. Meskipun aku sangat membenci perbuatannya itu, tidak ada niat di hatiku untuk membalasnya secara frontal atau membabi buta. Aku harus tetap bersabar untuk menghadapi karakter Jamal. Berulang-ulang Jamal mempermalukan diriku di depan orang lain.

Di dalam hati kecilku seakan memberikan penilaian kepada Jamal. Dirinya seperti gelap di lembah gersang yang diartikan bahwa gelap dilambangkan sikap sombong yang tersimpan di jiwa Jamal seakan dirinya yang paling hebat. Lembah gersang diartikan kritikan dan ucapan kasar yang keluar dari lisannya seakan tidak memberikan kenyamanan bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.

"Biarkan saja Jamal berbuat arogan, kelak dirinya tidak akan disenangi oleh orang lain. Aku masih bertahan untuk tetap bersabar karena bagiku melawan pun tidak akan berhasil. Jamal akan menerima balasan atas segala perbuatan yang telah menyakiti dan menzalimi orang lain. Aku juga menyadari, jabatan yang disandang hanya sekadar titipan. Apa pun yang kita miliki saat ini suatu hari nanti tidak akan memberi arti, bahkan akan menjadi kenangan pahit yang sangat menyakitkan. Mau tidak mau, suka atau tidak suka semua yang menjadi kekuatan bagi Jamal, akan datang untuk melemahkan keadaan Jamal nantinya." Ucapan itu kuungkapkan kepada Arni, saat ia tahu Jamal sudah dipindahtugaskan oleh direktur utama, ke perusahaan cabang jauh lokasinya terletak di daerah kota terpencil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun