Berpikir geopolitik berarti berpikir jauh ke depan: membaca peta kekuatan dunia, memahami dinamika perubahan, dan menyiapkan strategi nasional dengan kearifan nilai.
Namun ia juga mengandung dimensi moral dan spiritual: kesadaran bahwa kekuasaan atas ruang adalah amanah untuk menegakkan keadilan dan perdamaian.
Mohammad Hatta menulis dalam Mendayung di Antara Dua Karang (1948):
"Politik luar negeri kita bebas aktif, artinya bebas dalam menentukan sikap, tetapi aktif dalam memperjuangkan perdamaian dan keadilan dunia."
Ungkapan ini adalah manifestasi geopolitik Indonesia yang berkarakter moral - berpijak pada kedaulatan, tetapi terbuka terhadap kerja sama global.
Tantangan Geopolitik Masa Kini
Di era modern, dimensi geopolitik semakin kompleks dan meluas.
Kini ia tidak hanya menyangkut batas wilayah darat dan laut, tetapi juga:
Kedaulatan digital dan data,
Ketahanan energi dan pangan,
Keamanan siber dan budaya, serta