Mohon tunggu...
ALI AKBAR HARAHAP
ALI AKBAR HARAHAP Mohon Tunggu... Kader HMI

Buat video youtube

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebebasan Ruhani: Jalan Sunyi Menuju Kemerdekaan Sejati

15 Oktober 2025   23:11 Diperbarui: 15 Oktober 2025   23:11 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kebebasan Ruhani: Pembebasan Jiwa dari Belenggu Duniawi

Oleh: Ali Akbar Harahap, S.Kom., M.Sos.

Di tengah dunia modern yang sarat dengan kompetisi, ambisi material, dan pencitraan sosial, manusia kerap menafsirkan kebebasan sebagai kemampuan untuk bertindak tanpa batas. Namun, dalam pandangan para arif dan sufi, kebebasan sejati bukanlah kebebasan lahiriah, melainkan kebebasan

 ruhani - pembebasan batin dari hawa nafsu, ego, dan ketergantungan pada hal-hal fana.

Kebebasan Ruhani dalam Perspektif Sufi

Menurut Imam Al-Ghazali dalam Ihya' Ulumuddin, kebebasan sejati hanya lahir dari tazkiyah al-nafs (penyucian jiwa). Ia menulis:

 " "

"Hati yang telah dipenuhi cinta dunia tidak lagi memiliki ruang untuk cinta Allah."

Pesan ini mengandung makna mendalam: seseorang baru benar-benar merdeka ketika hatinya lepas dari dominasi syahwat dan hasrat rendah yang memperbudak dirinya sendiri.

Ibn 'Arabi, dalam Futuhat al-Makkiyah, memandang kebebasan ruhani sebagai proses "pengenalan diri yang sejati." Baginya,

"Man 'arafa nafsahu faqad 'arafa rabbahu"  Barang siapa mengenal dirinya, ia mengenal Tuhannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun