Mohon tunggu...
M. Ali Sumaredi
M. Ali Sumaredi Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis untuk melawan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

SDC Bakan, Ironi di Ladang Emas Bolmong

7 Agustus 2014   06:19 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:12 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bolmong– Miris dan prihatin. Itulah kesan yang dirasakan Penulis ketika pertama kali menyambangi Sekolah Dasar Cokroaminoto (SDC) Bakandi Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) beberapa waktu lalu. Bayangkan, lima ruang di sekolah itu yang terdiri dari kantor dan ruang kelas, kondisinya sangat memprihatinkan. Menurut Kepsek SDC Bakan Ruiyah Datunsolang, gedung sekolah itu dibangun tahun 1948.Usianya sudah 66 tahun. Konstruksi temboknya pun masih menggunakan kapur. Di sisi luar bagian belakang, terlihat kondisi tembok bangunan mulai keropos. Di sana sini terdapat lubang. Lubang yang berukuran besar dan tembus hingga ke dalam ruangan, ditutupi menggunakan lembaran tripeks.

Sementara di bagian dalam kelas, lantainya masih berupa lapisan acian semen. Kayu-kayu penyangga antara tembok dan atap, selain terlihat usang di makan usia juga tampak keropos dimakan rayap. Di bagian atas, beberapa lembar plafon berbahan tripleks, tampak menjulur ke bawah tak karuan.

Kondisi bangunan sekolah seperti ini, selain membuat suasana belajar siswa tidak nyaman, juga sekali-kali dapat mengancam keselamatan penghuninya. Salah satu guru di sekolah itu mengatakan saat jam istirahat, para siswa dianjurkan tidak berada di ruang kelas. “Kondisi bangunan yang sudah rapuh dan mudah sekali roboh. Membuat kami khawatir jika anak-anak berlama-lama di ruang kelas,” ujarnya.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Penulisbeberapa warga Bakan mengungkapkan ada kesan SDC Bakan “dianaktirikan” oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bolmong. Hal ini lantaran sekolah itu masih bernaung di bawahYayasan Cokroaminoto dan merupakan aset dari yayasan tersebut. Padahal, di sisi lain menurut mereka sebagai aset yayasan, SDC Bakan juga oleh Yayasan Cokroaminoto diperlakukan sebagai “anak tiri”.

Kepada Penulis,Datunsolang yang sudah tiga tahun menjabat Kepsek SDC Bakan tidak menampik adanya perlakuan diskriminatif terhadap sekolah itu. Ia kemudian membandingkan kondisi sekolah lain milik yayasan. “Coba lihat, bagaimana megahnya gedung SDC di Kotamobagu. Dibandingkan dengan sekolah ini. Bagai bumi dan langit,” ujar Datunsolang.

Namun menariknya, meski kondisi bangunannya sangat memprihatinkan, tapi kenyataannya sekolah ini masih menjadi SD favorit di Desa Bakan. Buktinya, jumlah siswa di sekolah ini dari tahun ke tahun terus meningkat. Tidak hanya itu, di tengah keterbatasannya, sekolah yang memiliki 204 siswa itu masih bisa mengukir prestasi.

Selain prestasi di bidang akademik, yakni lulusan sekolah ini banyak yang diterima dan bahkan menjadi juara di SMP favorit di Kota Kotamobagu. Juga yang sangat membanggakan prestasi di bidang olahraga. SDC Bakan tercatat beberapa kali mengirim wakilnya dalam kegiatan olahraga, baik tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, maupun tingkat nasional.

Alih Status ke Negeri

Menghadapi kenyataan itu, muncul wacana mengalihkan status SDC Bakan menjadi SD negeri. Wacana alih status tersebut tak hanya didukung oleh internal sekolah, namun masyarakat Desa Bakan juga ikut merespon rencana itu. L. Mokoagow, salah satu warga Bakan menuturkan solusi terbaik agar SDC Bakan mendapat perhatian pemerintah adalah dengan mengalihkan statusnya menjadi SD Negeri. “Sebagai warga Bakan kami mendukungstatus SDC Bakan menjadi SD Negeri,” ujar Mokoagow

Sementara menurut Datunsolang wacana alih status sudah berhembus sejakbeberapa tahun silam. Bahkan, Kepala Desa Bakan saat itu sangat mendukung rencana tersebut. Tapi sayangnya, sampai saat ini wacana alih status SDC Bakan belum bisa direalisasikan.

Potret Ironis

Kecamatan Lolayan dikenalwilayah yang kaya akan sumber daya alam. Selain tanah pertaniannya yang subur, di Kabupaten Bolmong, kecamatan ini juga dikenal sebagai kecamatan penghasil emas. Salah satu desa di Kecamatan Lolayan yang wilayahnya banyak mengandung emas adalah Desa Bakan. Dan di desa inilah perusahaan tambang emas PT J Resources Bolaang Mongondow (JRMB) yang berada di bawah kendali PT J Resources Asia Pasifik, Tbk, beroperasi.

Mengutip pernyataan Direktur Utama PT J Resources Asia Pasifik, Tbk, Edi Permadi di Majalah Tambang Online pada tanggal 21 Februari 2014 yang menyebutkan pada tahun 2014 ini PT JRBM menargetkan blok Bakan dapat menghasilkan 50.000 ounces troy (oz). Jika 1 ounces troy setara dengan 31,1 gram maka 50.000 oz = 1.555.000 gram.

Jika kita mengacu pada harga emas domestik saat ini senilai Rp 500.000/gram, maka jika diuangkan emas seberat 1.555.000 gram setara dengan Rp 777.500.000.000 (tujuh ratus tujuh puluh tujuh miliar lima ratus juta rupiah). Nah, inilah kurang lebih target laba kotor PT JRBM tahun 2014 dari hasil produksi blok Bakan.

Dari target produksi PT JRBM yang demikian besar tersebut, pertanyaannya kemudian, sebandingkah manfaat yang diperoleh warga Desa Bakan, dan Pemkab Bolmong atas kehadiran perusahaan tersebut?

Karena sebuah ironi jika di satu sisi perusahaan mengeruk sumber daya alam Bakan, namun di sisi lain tidak memperhatikan kondisi dan kebutuhan masyarakat sekitar, khususnya masalah sarana dan prasarana pendidikan. Apalagi dalam sebuah perusahaan serupa PT JRBM, ada program CSR (Corporate Social Responsibility) yakni tanggung jawab sosial perusahaan.Karenanya PT JRBM yang beroperasi di Bakan diharapkan melaksanakan program CSR-nya, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat Bakan.

Selain masalah lingkungan, pendidikan harus menjadi prioritas utama. Agar ke depan tidak ada lagi putra-putri Bakan mengenyam pendidikan di sekolah yang bangunannya tidak layak seperti SDC Bakan. Semoga! M. Ali Sumaredi

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun