Sempat makan siang di salah satu kedai di Kota Sabang, sebelum menuju penginapan yang ada di sekitar Pantai Iboih. Â Usai cek in langsung menuju Pulau Rubiah yang ada di seberang penginapan menggunakan speedboat.
Pesona laut Pulau Rubiah selama ini sudah sangat dikenal wisatawan. Tak heran jika hari itu, pulau yang luasnya kurang lebih 26 hektar dan jaraknya sekitar 250 meter dari Pantai Iboih sudah dipadati pengunjung. Jarak taman laut sangat dekat sehingga tidak perlu berenang jauh untuk menikmati keindahannya.
Berbagai macam spesies ikan tropis seperti angel fish, gigantic clams, school of parrot fish, lion fish dan sebagainya langsung menyapa. Terdapat juga berbagai jenis terumbu karang.
Benar saja, setelah menyisir tebing akhirnya bisa bertamu di rumah nemo. Ya ampuuun, nemonya lucu sekali. Setelah puas snorkeling saya kembali ke penginepan untuk menghabiskan malam di tepian Pantai Iboih.
Sebelum istirahat, saya kembali mengoleskan Geliga Krim di pundak, punggung, paha, dan betis sambil memijat. Bukan apa-apa, jaga-jaga supaya besok bisa kembali menikmati Pulau Weh tanpa pegal-pegal dan nyeri sendi.
Titik Nol, Benteng Jepang, Pantai Sumur Tiga, dan Gua Sarang
Jadwal traveling ke Aceh berikutnya cukup padat. Pagi-pagi menuju Titik Nol Indonesia. Saya pikir di sana hanya ada tugu, ternyata sekarang di depan sebelah kanan ada titian menuju tebing pantai yang jadi spot foto.
Titian cukup panjang dan meliuk-liuk yang membebaskan traveler dan wisatawan menikmati sejuknya hutan di tepi pantai, semilir angin, dan keindahan pemandangan laut lepas. Jika tidak kuat jalan, bisa capek. Untunglah, semalam sudah menggunakan Geliga Krim, jadilah tidak pegal-pegal.
Aneuk Laot dalam bahasa Indonesia berarti Anak Laut. Danau Aneuk Laot berada di tengah-tengah Kota Sabang. Di sini sangat dikenal dengan sunset-nya yang indah. Dari Danau Aneuk Laot menuju Benteng Jepang kurang lebih perlu waktu 20 menit perjalanan darat.