Mohon tunggu...
Muhamad Ilham Alhusairy
Muhamad Ilham Alhusairy Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Kopi Tukul Berdasi" (Konsep Diri untuk Kader Unggul Berkomunikasi dalam Organisasi)

12 Maret 2020   15:09 Diperbarui: 12 Maret 2020   17:05 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ada satu hal yang unik dalam diri manusia bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menilai dirinya sendiri, mengakumulasi pengetahuannya untuk menjelaskan siapa dirinya. Dalam konteks psikologi dinamakan dengan konsep diri. Konsep diri merupakan inti dari kepribadian seorang manusia yang ada di dalam dirinya. Inti dari kepribadian individu ini memiliki peranan yang sangat penting di dalam menentukan dan mengarahkan perkembangan kepribadian dan perilakunya di tengah kehidupan bersosial.

Pengertian konsep diri secara sederhana adalah penilaian atau pandangan seseorang mengenai dirinya sendiri. Satu pengertian menurut para ahli misalnya Atwater, dibagi menjadi 3 bentuk. Pertama body image, artinya kesadaran seseorang dalam melihat tubuhya dan dirinya sendiri. Kedua ideal self, artinya yaitu harapan dan cita-cita seseorang mengenai dirinya sendiri. Ketga social self, artinya bagaimana ia berpikir mengenai cara orang lain melihat dirinya. Konsep diri akan sangat memengaruhi berbagai aspek yang ada di dalam kehidupan, mulai dari lingkungan sosial sampai lingkungan kegiatan sehari-hari. Terlebih konsep diri ini harus dimiliki seorang kader agar bisa memaksimalkan segala potensi yang ada dalam dirinya untuk bisa membantu roda organisasi.

Secara pengertian kader menurut AS. Hornby (dalam kamusnya oxford advanced learner's dictionary) adalah sekelompok orang yang terorganisir secara  terus menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar. Hal ini dapat dijelaskan bahwa, seorang kader memiliki memiliki bobot dan kualitas sebagai tulang puggung atau kerangka yang mampu menyangga kesatuan komunitas atau organisasi manusia yang lebih besar. Fokus penekanan kaderisasi adalah aspek kualitas agar bisa menjadi kader yang unggul dan bisa memberikan perubahan yang baik untuk organisasi.

Tuhan telah menciptakan manusia sebagai makhluk sosial yang sudah tentu pasti membutuhkan orang lain untuk berinteraksi ataupun membantu hal-hal lain yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain. Adanya organisasi menjadi wadah bagi orang-orang untuk berkumpul, berhimpun  dan berinteraksi satu sama lain  dengan memiliki tujuan yang sama. Namun untuk mewujudkan tujuan organisasi seluruh kader harus mampu berkomunikasi dengan baik.

Menurut Dedi Mulyana, pakar komunikasi, menyatakan pentingnya membangun komunikasi yang efektif dalam sebuah organisasi.  Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya. Namun terkadang proses komunikasi berjalan tidak efektif akibat kurangnya keterbukaan sesama kader sehingga menimbulkan dampak komunikasi yang kurang baik.

Dampak yang sering terjadi sesama kader dalam organisasi diantaranya adalah seringnya timbul kesalahpahaman sehingga menimbulkan pertikaian, menimbulkan kesan yang negatif antar sesama kader, merenggangkan hubungan sosial hingga memicu timbulnya konflik berkepanjangan, yang dalam bahasa sunda sering disebut istilahnya "baeudan" yang artinya tidak mau bertegur sapa.

Diperlukan konsep diri untuk seorang kader agar bisa meminimalisir gangguan dan kurangnya keterbukaan komunikasi  yang terjadi antar sesama kader dalam sebuah organisasi. Konsep diri Johari Window atau Jendela Johari merupakan salah satu cara untuk melihat dinamika dari self-awareness, yang berkaitan dengan perilaku, perasaan, dan motif kita. Model yang diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham di tahun 1955 ini berguna untuk mengamati cara kita memahami diri kita sendiri sebagai bagian dari proses komunikasi. Joseph Luft dan Harrington Ingham, mengembangkan konsep Johari Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan sebagai sebuah jendela. "Jendela tersebut terdiri dari matrik 4 sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut adalah daerah publik, daerah tersembunyi, daerah buta, dan daerah yang tidak disadari.

Daerah publik (Open Area) adalah informasi yang kita tahu tentang diri kita dan orang lain pun mengetahui dirikita . Area terbuka merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri dan orang lain. Bagi orang yang telah mengenal potensi dan kemampuan, kelebihan dan kekurang dirinya sangatlah mudah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Akan sangat membantu ketika seluruh kader mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya sehingga bisa saling mengisi satu sama lain untuk bersinergi dalam satu rumpun organisasi.

Ketika memulai sebuah hubungan, kita akan menginformasikan sesuatu yang ringan tentang diri kita, atau lebih dikenal dengan "basabasi". Makin lama maka informasi tentang diri kita akan terus bertambah secara vertikal sehingga mengurangi hidden area. Makin besar open area, makin produktif dan menguntungkan hubungan interpersonal kita sehingga sesama kader sama-sama saling berkomunikasi untuk bersinergi bahu-membahu memberikan ide, gagasan,tujuan ataupun memberikan solusi dari permasalahan yang ada hingga bisa memajukan organisasi.

Daerah tersembunyi (Hidden Area) berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi tertutup bagi orang lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai  pekerjaan, keuangan, perasaan, keluarga, kesehatan ataupun hal-hal yang berkaitan dengan rahasia. Dengan tidak berbagi mengenai hidden area, biasanya akan menjadi penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan membuat orang lain miskomunikasi tentang kita, yang kalau dalam hubungan kerja ataupun organisasi akan mengurangi tingkat kepercayaan orang. Seperti halnya biasanya seorang kader ketika berhimpun dan memiliki tugas pokok dan fungsinya masing-masing, tiba-tiba tidak menyelesaikan tugasnya karena galau, sedih, pikiran kacaw balaw ditinggal sang kekasih sehingga tugasnya pun terbengkalai dan orang lain pun tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi saat itu.

Alhasil tugas yang terbengkalainya pun tidak  dapat terselesaikan dan mempengaruhi keadaan yang ada, sehingga merugikan organisasi dan orang lain. Padahal dengan kita mulai terbuka dan bercerita tentang keadaan yang terjadi, sedikit demi sedikit daerah publik lebih terbuka hingga dalam menyelesaikan tugas ataupun masalah pun bisa dibantu dan diselesaikan dengan kader yang lain. Sehingga tugas yang ada pun terselesaikan dan tidak merugikan organisasi.

Daerah buta (Blind Area) yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita tidak. Pada daerah ini orang lain mengenal kita sementara kita tidak tahu kemampuan dan potensi kita.  Bila hal tersebut yang terjadi maka berdiskusi, ngopi bareng, meminta pendapat dan komunikasi merupakan cara agar kita lebih kenal kemampuan kita. Misalnya dengan contoh kasus kita ditempatkan di posisi bidang tertentu dalam sebuah kepanitiaan oleh seorang pimpinan.

Kita tidak tahu alasan apa yang membuat kita harus berada di posisi bidang tersebut karena pimpinan menilai cocoknya berada di posisi tersebut. Oleh karena itu kita harus bertanya-tanya tentang hal apa yang bisa kita lakukan di bidang tersebut, meminta saran untuk melakukan tugas yang kita belum paham betul. Sehingga dengan mendapatkan masukan dari orang lain kita bisa memahami akan kenapa diposisikan di bidang tersebut, dan hal apa yang bisa dilakukan di bidang tersebut. Setelah mengetahui potensi yang diketahui oleh orang lain yang  tentu  blind area akan berkurang. Hingga makin kita memahami kekuatan dan kelemahan diri kita yang diketahui orang lain, maka akan bagus dalam bekerja tim dalam organisasi.

Daerah yang tidak disadari (Unknown area) adalah informasi yang orang lain dan juga kita tidak mengetahuinya. Tentu hal ini yang akan menjadi kendala terbesar karena perlu waktu sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu akan diri kita, bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan.

Faktor yang mempengaruhinya bisa karena tingkat kemampuan dibawah rata-rata atau sedikit mendapat kesempatan, kepercayaan diri yang minim, kurangnya berlatih dan biasanya tergolong orang yang tertutup (introvert). Seorang kader memang harus dituntut untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dengan semua kader. Hal ini yang harus ditingkatkan sesama kader dengan sering berinteraksi satu sama lain dan saling bertukar pikiran agar saling memahami dan  tidak terjadi kesalahpahaman

Pengenalan diri dapat dilakukan melalui 2 tahap, tahap yang pertama pengungkapan diri (self-disclosure) dan tahap yang kedua menerima umpan balik (Feedback). Tahap pengungkapan diri, orang memperluas daerah tersembunyi sehingga potensi dan kemampuan  yang kita miliki disadari oleh orang lain. sedangkan untuk memperluas daerah buta dibutuhkan umpan balik dan masukan dari orang lain. Hingga akhirnya, akan mempunyai daerah publik  yang semakin luas dan memiliki keterbukaan diri.

Dengan keterbukaan diri, individu akan mendapatkan respon dari orang lain mengenai pemikiran, perasaan, atau mendapatkan bantuan dalam berbagai masalah kehidupan atau untuk tujuan pengendalian. Secara selektif menampilkan informasi mengenai diri sendiri untuk menciptakan sebuah kesan yang baik antar sesama kader. Serta  bisa bersama-sama menyelaraskan visi misi organisasi dengan meyakinkan satu sama lain dan memberikan ruang untuk sama-sama mencurahkan ide dan gagasan untuk mencapai tujuan.

Menjadi kader yang unggul berarti harus selangkah lebih maju dari yang lain. Dengan memahami diri sendiri sebagai bagian dari komunikasi, menjadikan kader selangkah lebih unggul dari kader-kader yang lain. Itulah konsep diri yang bisa menjadikan kader lebih unggul dalam memahami tentang bagaimana kondisi diri sendiri dan bagaimana harus bersikap dengan orang lain sehingga membawa dampak yang baik bagi orang lain.

Buruknya diri kita bukan berarti tidak akan berpengaruh untuk orang lain. Justru akan membawa dampak yang buruk pula kepada orang lain, karena peradaban unit terkecilnya itu adalah individu. Berarti  baiknya diri kita adalah satu sumbangsih untuk memberikan energi-energi positif bagi organisasi. Bahkan skala besarnya bisa memberikan dampak yang baik dalam peradaban sebuah negara, karena sebuah perubahan itu bisa  terjadi dimulai dari diri sendiri.

Referensi
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Cetakan ke 18. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014.
https://essay.co.id/pengertian-konsep-diri-contoh-komponen-jenis-faktor-lengkap/
http://hmiekonomiairlangga.blogspot.com/2012/02/pola-dasar-perkaderan.html?m=1
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2013/01/jendelajauhari.pdf&ved=2ahUKEwjb96i6lvHnAhXVbCsKHR8yDG4QFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw2QN2dlQ2LIkA9IY4yl5mZw

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun