Mohon tunggu...
Alhiqni Zanjabila Suhrawardi
Alhiqni Zanjabila Suhrawardi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Airlangga University

Interested in philosophy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Karakter sebagai Upaya Penanggulangan Kekerasan terhadap Perempuan di Kalangan Remaja

28 Juni 2022   07:38 Diperbarui: 28 Juni 2022   07:43 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMBAHASAN

Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap Perilaku Remaja

Media sosial menjadi tempat berkumpulnya banyak informasi dan gaya bahasa yang bermacam-macam. Dari orang dewasa hingga anak kecil, dapat berinteraksi menggunakan media. Namun ternyata dengan mudahnya akses sosial media ini, para remaja justru menjadikan sosial media sebagai candu yang membuat mereka sulit untuk lepas sehingga hal ini mempengaruhi perkembangan perilaku mereka. Pesatnya perkembangan teknologi gawai dan internet mempermudah para remaja mengakses sosial media dimanapun tetapi justru berujung membuat mereka kecanduan.

Riset yang dilakukan oleh beberapa instansi menunjukkan bahwa kalangan remaja mendominasi penggunaan internet di Indonesia. Padahal dalam perkembangan remaja, seharusnya mereka lebih banyak berkomunikasi dengan orang-orang secara langsung agar dapat menunjang kemampuan berkomunikasi mereka nanti ketika telah dewasa. Namun tidak dapat dipungkiri dalam era globalisasi, sosial media menjadi wadah bagi para remaja untuk mengekspresikan diri mereka dan bahkan menyalurkan opini mereka tanpa rasa takut.

Alasan kenapa hal ini terjadi adalah karena sosial media mudah sekali memalsukan identitas seseorang. Para remaja juga mengikuti perkembangan lingkungan yang menganggap bahwa seseorang yang tidak punya atau tidak aktif di sosial media adalah orang yang tidak gaul dan ketinggalan zaman, bahkan mereka bisa memalsukan postingan mereka agar mereka terlihat keren dan gaul. Padahal kenyataannya mereka hanya anak-anak remaja yang kesepian.

Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Penanggulangan Kekerasan Terhadap Perempuan


Pemantapan karakter sangat diperlukan di Indonesia. Peningkatan pemakaian media sosial juga beriringan dengan meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan secara digital di Indonesia. Kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan tidak hanya menyerang anak-anak dan remaja, tetapi juga orang dewasa. 

Penyebab kekerasan atau pelecehan tersebut jika dilihat dari sudut pandang pelaku adalah kurangnya memiliki pemahaman terhadap hukum yang berlaku, pernah menjadi korban kekerasan atau pelecehan, kesepian karena kurang bersosialisasi, menganggap tindakan yang dilakukannya bukanlah sesuatu yang serius, ingin terkenal, dendam terhadap korban, gangguan mental (karena pola asuh keluarga dan lingkungan). Hal ini tentu sangat merugikan bagi korban, salah satunya adalah rusaknya kesehatan mental dan terciptanya trauma mendalam.

Pendidikan karakter sangat penting dalam mengatasi penyebab kekerasan atau pelecehan karena Pendidikan karakter dapat mencegah adanya pelaku kekerasan dengan memberikan penyuluhan di sekolah-sekolah tentang batasan-batasan tindakan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. 

Pendidikan karakter dapat merubah pola pemikiran dan sudut pandang seseorang sehingga seorang remaja dapat memahami bagaimana hukum yang berlaku jika melakukan tindakan kekerasan terhadap perempuan. Trauma karena pelaku pernah menjadi korban juga akan berkurang seiring pemahamannya bertambah sehingga dapat memiliki empati agar tidak melakukan hal sama yang pernah dilakukan kepadanya.

 Terdapat beberapa cara dalam melindungi diri dari kekerasan yaitu dengan menerapkan toleransi (menghargai perbedaan, pandangan dan keyakinan baru, serta menghargai orang lain tanpa membedakan suku, gender, penampilan, budaya, dan kepercayaan) sebagai wujud nilai sila pancasila sila pertama, menghormati orang lain (memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana ia ingin orang lain memperlakukan dirinya) sebagai wujud nilai pancasila sila kedua, keadilan (memperlakukan orang lain dengan baik, tidak memihak, dan adil) sebagai wujud nilai pancasila sila kelima, kontrol diri (berpikir sebelum bertindak), empati (memahami perasaan orang lain), dan kebaikan hati (menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan dan perasaan orang lain).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun