Mohon tunggu...
Analgin Ginting
Analgin Ginting Mohon Tunggu... Penulis dan Motivator Level 5

Peduli, Memberi dan Berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hutan Kemiri di Kecamatan Lau Baleng Kabupaten Karo Semakin Gundul

28 Agustus 2011   12:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:24 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Professor  Go Ban Hong, Guru Besar Ilmu Tanah pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, dalam salah satu kuliahnya pada sekitar tahun 80-an pernah mengatakan “petani miskin akan memiskinkan tanah”.Maksudnya kesuburan tanah pun akan berkurang jika petani yang dihidup disitu tidak mampu mengembalikan kesuburan tanah setelah ditanami.

[caption id="attachment_128225" align="aligncenter" width="274" caption="Sumber Foto : Tempointeraktif.com"][/caption]

Sebagai contoh Prof Go kala itu mengatakan bahwa salah satu tanaman yang paling memiskinkan tanah adalah ubi kayu atau ketela pohon.Jika petani yang karena kemiskinannya hanya sanggup menanam ubi kayu, sedangkan ubi kayu 9 bulan baru bisa dipanen, bayangkan berapa banyak hara yang diserap.Lalu hasil penjualan ubi kayu hanya habis dipakai untuk membeli bahan konsumsi, tanpa ada sisa untuk membeli pupuk maka tanah semakin lama akan semakin hilang kesuburannya.  Jika tidak ada interfensi dari luar dengan memberikan dana kepada petani, maka akan terbentuk lingkaran kemiskinan.Masyarakat miskin akan memiskinkan tanah dan tanah miskin akan memiskinkan petani.

Lingkaran kemiskinan yang saya lihat minggu ini berkaitan dengan semakin gundulnya tanah tanah hutan yang tadinya ditanami pohon kemiri di Lau Baleng, Kabupaten Karo. Pemandangan di kanan kiri jalan dari Tiga Binanga ke Lau Baleng, terutama setelah melewati Kuta Buluh Berteng sangat memiriskan hati.Sebab hutan yang tadinya ditanami pohon kemiri yang buah dan kulit buahnya (cangkang) mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggisekarang benar benar gundul tanpa ada vegetasi penutup.

[caption id="attachment_128226" align="aligncenter" width="672" caption="Hutan Kemiri Yang Gundul DI Lau Baleng Foto Tanggal 26 Agustus 2011"][/caption]

Tentu saja tanah yang tanpa vegetasi, dengan kemiringan yang lebih besar dari 45 derajat sangat mudah longsor dan tererosi.Erosi ini kan mengikis habis top soil, sehingga kesuburan tanah benar benar bisa habis.Tanah yang sudah kehilangan top soil, tentu membutuhkan waktu puluhan tahun untuk mengembalikan kesuburannya.Tidak bisa ditanami.Sehingga sumber pendapatan petani terputus, belum lagi bahaya longsor yang dapat mengakibatkan kerugian yang lebih besar.

Penyebab Penebangan Pohon Kemiri.

Pada awalnya ada tawaran dari pengusaha kayu untuk membelipohon kemiri penduduk, karena bahan baku kayu hutan semakin sulit sejak diterapkannya pengaturan illegal logging.Tergiur dengan tawaran harga di depan mata,dimana satu truk pohon kemiri dihargai Rp 1 juta rupiah.Satu truk kayu kemiri cukup ditebang sekitar 10 pohon.Maka ramailah penduduk/petani menebang kayu kemirinya.

[caption id="attachment_128227" align="aligncenter" width="300" caption="Bahaya Longsor Sangat Mengancam Dapat Membuat Transportasi Terputus"][/caption]

Ada pemikiran lain yang membuat petani tidak ragu untuk menebang pohon kemirinya yaitu kemungkinan dialihkannya penggunaan tanah untuk ditanami jagung. Tanaman jagung memang menjadi primadona di Kecamatan Tiga Binanga, tetangga Kecamatan Lau Baleng, dah harga jagung memang cenderung menaik.Namun kelangkaan pupuk dan maraknya pupuk palsu akhirnya membuat cita cita bertanam jagung terhambat.Sehingga tanah bekas pohon kemiri yang sudah dibersihkan menjadi gundul terbengkalai.

[caption id="attachment_128228" align="aligncenter" width="300" caption="Pohon Kemiri Foto : Kabarindonesia.Com"][/caption]

Sekarang harga kemiri pun naik tajam, sampai sampai sekitar Rp 20.000 per kg.Meninggalkan penyesalan yang mendalam.Ketidak tahuan petani, iming iming uang jutaan rupiah, pola hidup konsumtif yang mulai marak sampai ke pedesaan mendorong petani tanpa berfikir panjangmenebangi pohon kemirinya.Menyisakan kemiskinan yang entah kapan bisa ditanggulangi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun