Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kelaparan dalam Pena Pastoral para Paus, mulai dari Yohanes Paulus II hingga Leo XIV

16 Oktober 2025   14:56 Diperbarui: 16 Oktober 2025   14:56 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan gemAIBot, dokpri)

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Paus Fransiskus: Ekologi Integral dan Kritik Terhadap Budaya Buang

Paus Fransiskus, yang menjabat sejak 2013, membawa revolusi dalam wawasan tentang pangan. Dalam ensiklik Laudato Si' (2015), ia menyatakan:

"Sementara sebagian dunia membuang makanan, bagian lain kelaparan. Ini bukan hanya ketidakadilan, ini adalah kejahatan." 

Ia tidak hanya menyalahkan sistem pangan, tetapi juga menghubungkannya dengan perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan ketidakadilan global. Ketika petani kecil di Afrika dibuang dari tanah mereka demi perkebunan kelapa sawit, maka makanan yang mereka hasilkan tidak lagi menjadi solusi, melainkan bagian dari masalah.

Fransiskus juga menyerukan "budaya perjumpaan", di mana kebijakan dibuat dengan melibatkan orang-orang yang terpinggirkan, bukan hanya oleh birokrat.

Paus Leo XIV: Masa Depan yang Berubah

Dan sekarang, kita berada di ambang masa depan baru. Di situs resmi Vatikan, terdapat halaman khusus untuk Paus Leo XIV, yang menjabat sejak 8 Mei 2025. 

Meskipun baru menjabat, namanya sendiri sudah memberi tanda: pangan adalah isu global. Amerika Serikat, negara penghasil makanan terbesar, juga negara dengan tingkat limbah makanan tertinggi. Dan siapa yang akan memimpin? Seorang pemimpin dari benua yang menjadi pusat konsumsi berlebihan, tapi juga tempat banyak gerakan perubahan.

Dengan nama "Leo", ia membawa warisan dari Paus Leo XIII (1878-1903), yang juga menekankan keadilan sosial. Namun, Leo XIV akan menghadapi tantangan yang lebih kompleks: pangan, iklim, dan teknologi.

Refleksi: Apa Artinya Hari Pangan Sedunia di Tengah Kegagalan Sistem?

Hari Pangan Sedunia bukanlah hari untuk merayakan keberhasilan semu. Ini adalah hari untuk meminta pertanggungjawaban.

Jika program seperti MGB (yang seharusnya membantu anak miskin) malah memberi manfaat kepada anak yang sudah cukup, maka kita telah gagal. Kita telah menyalahgunakan simbol kebaikan untuk tujuan pencitraan.

Tapi di sinilah ajaran para Paus menjadi penting. Mereka mengingatkan kita bahwa:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun