Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

[fiksiana] Emas Di Hari Raya

4 Oktober 2025   18:08 Diperbarui: 4 Oktober 2025   18:08 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Emas di Hari Raya

Emas itu berkilauan di bawah lampu kamar yang redup. Sebuah kalung panjang, sederhana, tapi murni 24 karat, warisan dari ibunya yang sudah tiada. Ayahnya, Pak Dedi, memegangnya dengan tangan gemetar, menghitung setiap mata rantai seperti sedang menghitung doa.

"Cuma buat sebulan, Ma," bisiknya pada foto sang istri yang terbingkai di dinding. "Nanti Lebaran, aku tebus lagi."

Besok adalah H-7 Idul Fitri. Di luar rumah, tetangga sibuk belanja beras, ketupat, dan baju baru. Anak-anaknya, Raka dan Sisi, sudah beberapa hari bertanya-tanya, "Papa beli baju lebaran belum?"

Tapi gaji sebagai satpam gedung perkantoran hanya cukup untuk bayar listrik dan cicilan motor. Bulan ini, bahkan uang sekolah anak kedua harus ditunda.

Maka, jalan satu-satunya adalah Pegadaian.

Di kantor Pegadaian kecamatan, petugasnya ramah. Menimbang emas itu dengan cermat. "3,5 gram, Pak. Bisa kami pinjamkan Rp6,8 juta."

Pak Dedi menandatangani surat perjanjian dengan cepat. Ia tidak membaca bagian kecil tentang bunga harian dan denda keterlambatan. Ia hanya melihat angka di layar: Rp6.800.000, cukup untuk baju baru, parsel, makanan enak selama seminggu, dan bayar utang ke warung.

Hari-hari menjelang Lebaran berlalu dalam riuh rendah. Rumah dipenuhi orang. Ada ayam goreng, opor, ketupat, dan kue-kue. Raka dan Sisi berlarian dengan baju baru, tertawa lepas. Tetangga berkata, "Wah, Pak Dedi tahun ini meriah banget!"

Tapi di balik senyum itu, ada rasa sesak. Setiap kali melihat kalung emas di brankas Pegadaian dalam pikirannya, hatinya menciut. Ia tahu, batas waktu penebusan adalah 7 hari setelah Lebaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun