Pertama, Mulai dari "melihat" dengan hati, bukan hanya mata. Latih diri untuk benar-benar menyadari kehadiran orang di sekitar: pegawai toko, tukang sampah, tetangga yang kesepian. Tanyakan: "Siapa Lazarus di depan pintuku hari ini?"
Kedua, Berbagi bukan hanya harta, tapi waktu dan perhatian. Dengarkan tanpa menghakimi. Kunjungi yang kesepian. Berikan perhatian penuh (tanpa gadget) kepada keluarga.
Ketiga, Jadilah suara bagi yang tak bersuara. Tolak gosip yang merendahkan. Gunakan media sosial untuk menyebarkan kebenaran. Dukung kebijakan yang adil bagi pekerja dan lingkungan.
Keempat, Hidup sederhana sebagai bentuk solidaritas. Kurangi konsumsi berlebihan. Donasikan barang layak pakai. Pilih produk yang adil dan ramah lingkungan.
Kelima, Bangun relasi yang setara dan menghargai martabat. Perlakukan semua orang (tanpa pandang status) dengan hormat. Hindari sikap "dermawan yang sombong".
Keenam, Jadikan doa dan Kitab Suci sebagai kompas harian. Luangkan waktu merenungkan Sabda Tuhan. Doakan orang-orang yang Anda temui, terutama yang menyulitkan Anda.
Ketujuh, Wujudkan keadilan di tempat kerja dan sekolah. Bayar upah yang adil. Tolak praktik korupsi kecil. Bangun budaya yang menghargai keseimbangan hidup.
Saudara-saudari terkasih, Minggu ini, Tuhan mengajak kita untuk:
Keluar dari "Sion pribadi" kita, dari zona nyaman yang membuat kita buta terhadap penderitaan sesama. Menjadi "manusia Allah" yang hidup dalam keadilan, kerendahan hati, dan kasih nyata. Meneguhkan pengharapan kita bahwa Allah tidak pernah mengecewakan mereka yang percaya dan berjuang demi kebaikan bersama.
Dalam mengakhiri BKSN dan Yubileum 2025, mari kita jadikan Sabda hari ini sebagai panggilan untuk hidup baru: hidup yang memperbarui relasi dan memancarkan harapan. Karena di dalam Kristus, yang "menjadi miskin, supaya kamu menjadi kaya oleh kemiskinan-Nya" (2 Kor 8:9), kita menemukan sumber sejati dari segala pembaruan dan jaminan bahwa pengharapan kita tidak akan pernah mengecewakan.
"Berbahagialah orang yang menaruh harapannya pada Tuhan, yang percaya kepada Allahnya"Â (Mzm 146:5).