Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Animal Farm di Era Digital: Cermin Kekuasaan yang Tak Pernah Usang, Refleksi untuk Gen Z Indonesia

26 September 2025   11:30 Diperbarui: 26 September 2025   11:24 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(tangkapan layar dari file PDF, dokpri)

Slavoj iek menambahkan: "Tirani modern tidak datang dengan seragam, tapi dengan senyum, data, dan algoritma." 

iek menyoroti bagaimana kekuasaan di era digital sering terselubung dalam bentuk yang tampak ramah dan tidak mengancam. Algoritma media sosial, misalnya, dapat memanipulasi persepsi masyarakat dengan menyaring informasi yang sesuai dengan bias penggunanya, menciptakan ilusi kebebasan sambil mengarahkan opini publik. 

Bagi Gen Z Indonesia, yang hidup di tengah banjir informasi daring, ini adalah peringatan untuk tidak terkecoh oleh kemasan menarik atau narasi yang dipersonalisasi, tetapi untuk kritis terhadap sumber data, menggali fakta di luar algoritma, dan membangun kesadaran kolektif yang tidak mudah dikuasai oleh teknologi atau kepentingan korporat.

Pelajaran untuk Gen Z Indonesia

Gen Z Indonesia harus belajar untuk tidak mudah mempercayai pemimpin yang hanya meminta kepercayaan tanpa menunjukkan bukti nyata. Banyak pemimpin, seperti Napoleon dalam Animal Farm, lebih sibuk membangun kultus kepribadian daripada rekam jejak yang bisa dipertanggungjawabkan. Mereka sering mengandalkan karisma atau popularitas di media sosial untuk menutupi kekurangan dalam kinerja mereka. Gen Z perlu kritis mengevaluasi janji-janji manis dengan mencari data dan fakta, memastikan kepercayaan hanya diberikan kepada mereka yang transparan dan konsisten. Dengan begitu, generasi ini tidak akan mudah terjebak dalam pesona kosong yang hanya menguntungkan elit.

Literasi politik adalah senjata utama bagi Gen Z untuk menghadapi dinamika kekuasaan saat ini. Dengan memahami cara kerja politik, membaca berita dari berbagai sumber, dan mengenali bias, generasi muda dapat melindungi diri dari propaganda atau manipulasi informasi. Tanpa literasi politik, mereka rentan terperangkap dalam narasi yang sudah dikurasi oleh algoritma media sosial atau kepentingan elit. Untuk itu, Gen Z harus rajin membaca, bertanya, dan membandingkan informasi dari berbagai sudut pandang. Dengan kebiasaan ini, mereka bisa melihat isu secara lebih jernih dan tidak membiarkan algoritma menentukan "kebenaran" yang mereka terima. Sikap kritis ini memungkinkan mereka untuk tetap independen dan tidak mudah diperdaya.

Solidaritas antarindividu dalam masyarakat jauh lebih berharga daripada loyalitas buta kepada satu figur. Loyalitas tanpa prinsip, seperti yang ditunjukkan Boxer dalam Animal Farm, sering kali berujung pada pengkhianatan terhadap nilai-nilai yang seharusnya diperjuangkan. Gen Z harus membangun komunitas yang kuat, saling mendukung, dan berani mengkritik demi keadilan, bukan sekadar mengikuti pemimpin secara fanatik. Dengan memprioritaskan solidaritas berbasis prinsip, mereka dapat menciptakan perubahan yang berarti. Kesetiaan mereka harus diberikan kepada keadilan dan kebenaran, bukan kepada individu yang mungkin mengejar agenda pribadi.

Perubahan sejati dimulai dari ruang diskusi yang hidup dan inklusif, bukan hanya dari kotak suara saat pemilu. Rapat Minggu di Animal Farm awalnya adalah wujud demokrasi, tetapi ketika rakyat diam, ruang itu diambil alih oleh elit yang haus kuasa. Gen Z harus aktif berdiskusi, baik di kampus, media sosial, maupun komunitas lokal, untuk memastikan suara mereka didengar dan ide-ide mereka tetap relevan. Dengan berpartisipasi aktif, mereka dapat mencegah ruang demokrasi dikuasai oleh segelintir orang. Diskusi yang kritis dan terbuka akan menjaga semangat perubahan tetap hidup dan mendorong masyarakat yang lebih adil.

Peternakan Kita, Masa Depan Kita

Animal Farm bukan hanya kisah tentang babi dan kuda. Ia adalah peringatan abadi: revolusi bisa gagal bukan karena rakyat lemah, tapi karena rakyat berhenti bertanya.

Bagi Gen Z Indonesia (yang hidup di era di mana suara bisa viral dalam hitungan detik, di mana satu cuitan bisa menggoyahkan kekuasaan) Animal Farm adalah panggilan untuk tidak menjadi penonton pasif.

Kita bukan Boxer yang hanya bisa berkata "kerja lebih keras".
Kita adalah Clover yang mulai curiga.
Kita adalah Benjamin yang ingat sejarah.
Dan, semoga, kita bisa menjadi generasi yang mencegah Tujuh Perintah berubah jadi satu kalimat ironis.

Karena di tangan Gen Z-lah, Peternakan Binatang bisa benar-benar menjadi tempat di mana semua binatang (semua rakyat) benar-benar setara.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun