Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Learning Mindset dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Bermutu

25 September 2025   16:46 Diperbarui: 25 September 2025   16:46 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(penulis tampil dengan batik yang beda, foto: Ibu Rohmah)

Membangun Learning Mindset dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Bermutu: Peran Sentral Guru melalui Pelatihan Berkelanjutan

[Pemerintah melalui kementerian pendidikan terus berproses menciptakan pendidikan bermutu. Pendekatan demi pendekatan dilakukan agar bisa mencapai tujuannya. Hari ini, Kamis 25 September 2025, sejak pukul 09.00-14.00, segenap guru SMK Karya Rini Sleman mengikuti workshop Pembelajaran Mendalam/Deep Learning. Pelatihan itu terasa aktual dan bertautan dengan beberapa tulisan saya di Kompasiana tentang pendidikan bermutu. Dari serangkaian materi yang disampaikan oleh Ibu Estika Widiatni, M.Pd, Pengawas Pembina SMK BalDikmen Kabupaten Sleman. Dari pelatihan dua sesi yang setia ditemani Kepala Sekolah, Ibu Lilik Manowati Zulia, S.Pd, saya merangkumkan hasilnya untuk kepentingan tulisan saya di Kompasiana, seperti di bawah ini].

Pendidikan bermutu bukan hanya soal angka dan nilai, melainkan tentang bagaimana kita menumbuhkan potensi manusia secara utuh dan berkelanjutan. Di tengah dunia yang terus berubah dengan cepat, peran guru sebagai agen perubahan menjadi kunci utama dalam membentuk generasi yang tangguh, inovatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan. 

Salah satu aspek terpenting yang harus terus dikembangkan adalah learning mindset, pola pikir yang mendorong manusia untuk terus belajar dan berkembang tanpa henti. Bagaimana sebenarnya peran guru dalam menumbuhkan learning mindset ini? Dan apa saja langkah strategis yang perlu dilakukan agar pendidikan kita benar-benar bermutu dan mampu menciptakan perubahan nyata? Mari kita telusuri bersama.

(penulis tampil dengan batik yang beda, foto: Ibu Rohmah)
(penulis tampil dengan batik yang beda, foto: Ibu Rohmah)

Mengapa Pendidikan Bermutu Lebih dari Sekadar Angka dan Standar?

Dalam dunia pendidikan, sering kali kita terjebak dalam paradigma bahwa keberhasilan diukur dari angka-angka dan standar akademik. Padahal, pendidikan bermutu sejatinya adalah proses holistik yang mampu mengembangkan potensi peserta didik secara menyeluruh, tak hanya dari aspek intelektual, tetapi juga emosional, sosial, dan moral. Dalam era global yang penuh tantangan ini, kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan mampu beradaptasi menjadi syarat utama agar mereka mampu bersaing dan bertahan.

Namun, semua itu tidak akan tercapai jika peserta didik tidak memiliki pola pikir yang tepat tentang belajar. Di sinilah peran utama learning mindset menjadi sangat vital. Sebab, pola pikir ini adalah fondasi psikologis yang membuat seseorang tetap semangat belajar, tidak mudah menyerah, dan terus mencari peluang untuk berkembang sepanjang hayat.

Learning Mindset: Kunci Utama dalam Transformasi Pendidikan

Apa sebenarnya learning mindset itu? Secara sederhana, learning mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan manusia tidak bersifat tetap, melainkan dapat dikembangkan melalui usaha dan strategi yang tepat. Ini berbeda dengan fixed mindset, yaitu kepercayaan bahwa kemampuan adalah bawaan yang tidak bisa diubah.

Carol Dweck, seorang psikolog terkenal, menjelaskan bahwa orang dengan growth mindset (atau pola pikir berkembang) akan melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar dan peluang untuk memperbaiki diri. Mereka tidak takut menghadapi tantangan dan lebih terbuka terhadap kritik. Sebaliknya, mereka yang berpegang pada fixed mindset cenderung menghindari risiko dan merasa tertekan ketika menghadapi kegagalan karena mereka percaya kemampuan mereka sudah tetap.

Dalam konteks pendidikan, growth mindset menjadi landasan utama agar peserta didik mampu mengatasi hambatan, meningkatkan motivasi belajar, dan membangun ketahanan mental yang diperlukan di dunia nyata. Mereka belajar bukan hanya demi nilai, tetapi demi memahami, mengasah kemampuan, dan menumbuhkan rasa percaya diri yang sehat.

(para ibu guru tekun menyimak penjelasan, foto: Ibu Rohmah)
(para ibu guru tekun menyimak penjelasan, foto: Ibu Rohmah)

Peran Guru sebagai Agen Utama Penumbuh Learning Mindset

Guru memiliki peran sentral dalam proses ini. Mereka bukan sekadar penyampai materi, tetapi juga sebagai model perilaku dan arsitek budaya belajar di kelas. Sikap, bahasa, dan respons guru terhadap usaha dan kegagalan peserta didik secara langsung membentuk pola pikir mereka. Sebagai contoh, pujian yang menekankan proses dan usaha (seperti "Kamu bekerja keras sekali!") lebih efektif dalam membangun growth mindset dibandingkan pujian yang berfokus pada hasil atau kemampuan bawaan, seperti "Kamu memang pintar!"

Agar mampu menanamkan learning mindset secara autentik, guru harus terlebih dahulu memahami teori dan praktik dari pola pikir ini. Mereka perlu refleksi diri, terbuka terhadap kritik, dan aktif mengembangkan kompetensi profesionalnya. Guru harus menjadi pembelajar yang tidak pernah berhenti belajar, karena mereka adalah teladan utama yang akan ditiru oleh peserta didik.

Selain itu, guru juga harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung. Kelas yang inklusif, di mana kesalahan tidak dihukum, tetapi dijadikan bahan refleksi, akan membantu peserta didik merasa nyaman dan berani mencoba. Dengan demikian, learning mindset bukan hanya sekadar teori, tetapi menjadi bagian dari budaya belajar yang hidup dan dinamis.

Pelatihan Berkelanjutan: Investasi Strategis dalam Pengembangan Guru

Namun, menumbuhkan learning mindset tidak cukup hanya melalui kata-kata dan niat baik. Guru membutuhkan dukungan berupa pelatihan dan pengembangan profesional yang berkelanjutan, seperti yang pernah saya ikuti beberapa kali baik di SMK Karya Rini, SMA TiGA MAret serta SMK Kesehatan Binatama. Para guru sebagai garda terdepan pendidikan bermutu di sekolah, perlu selalu "meremajakan" pengetahuan dan keterampilannya agar bisa mengikuti perkembangan zaman juga perkembangan siswa yang berbeda dengan zaman si guru jadi pelajar.

Pelatihan ini harus dirancang secara sistematis dan berorientasi pada kebutuhan nyata di lapangan. Pelatihan yang efektif tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga melibatkan praktik langsung melalui studi kasus, simulasi, dan refleksi bersama.

Pelatihan berkelanjutan harus menjadi bagian dari siklus pengembangan guru, seperti lesson study, komunitas praktik, atau pendampingan pasca-pelatihan. Dengan demikian, guru tidak hanya sekadar mengikuti pelatihan sekali, tetapi terus memperbarui pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan perkembangan zaman.

Selain aspek pedagogis, pelatihan ini juga harus menyentuh aspek psikologis dan neurosains pembelajaran. Pemahaman tentang bagaimana otak belajar dan perkembangan psikologis peserta didik akan membantu guru merancang strategi yang lebih efektif dalam menumbuhkan learning mindset dan membangun hubungan emosional yang positif dengan peserta didik.

Belajar dari Negara-Negara yang Telah Menerapkan Sistem Berkualitas

Tak dapat dipungkiri, keberhasilan sistem pendidikan di berbagai negara maju menunjukkan bahwa prioritas utama mereka adalah pengembangan profesional guru. Finlandia, Singapura, dan Kanada adalah contoh negara yang menempatkan pelatihan dan pengembangan guru sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Mereka mengalokasikan sumber daya yang cukup dan menciptakan sistem yang berkelanjutan, sehingga para guru mampu terus belajar dan berinovasi.

Hasilnya, peserta didik di negara-negara ini cenderung memiliki motivasi tinggi, tingkat keberhasilan akademik yang baik, dan kemampuan beradaptasi yang tinggi terhadap perubahan. Kunci utama dari keberhasilan ini adalah komitmen kuat terhadap pengembangan guru dan budaya belajar yang terus menerus berkembang.

(Foto: Ibu Rohmah)
(Foto: Ibu Rohmah)

Mewujudkan Sistem Pendidikan yang Mendukung

Untuk mewujudkan pendidikan bermutu berbasis learning mindset, dibutuhkan sinergi antara kebijakan nasional, kebijakan di tingkat sekolah, dan sikap individu guru. Kolaborasi kebijakan nasional, sekolah dan sikap guru inilah yang ikut menentukan arah mutu sekolah dan terutama mutu siswanya. Pemerintah harus menjadikan pelatihan guru sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan, menyediakan dana dan standar kompetensi yang mencakup aspek psikologis dan afektif. Sekolah harus menciptakan budaya inovatif dan reflektif, serta memberi waktu yang cukup bagi guru untuk berkolaborasi dan belajar bersama.

Di tingkat individu, guru harus menyadari pentingnya menjadi pembelajar seumur hidup, aktif menggunakan bahasa dan strategi yang memupuk growth mindset, serta melakukan refleksi secara rutin terhadap praktik mengajarnya. Dengan cara ini, perubahan positif akan terus berlangsung dan berkelanjutan.

Menuju Ekosistem Pendidikan yang Berkelanjutan dan Bermutu

Pada akhirnya, keberhasilan pendidikan bermutu tidak hanya bergantung pada infrastruktur dan kurikulum, tetapi juga pada manusia yang menjalankan proses tersebut. Guru yang berkualitas dan didukung oleh sistem yang kokoh akan mampu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang secara emosional dan sosial.

Learning mindset harus menjadi bagian dari filosofi pendidikan, menempatkan manusia sebagai makhluk yang terus berkembang dan belajar. Dengan menanamkan nilai ini dalam budaya sekolah dan komunitas pendidikan, kita akan mampu menciptakan ekosistem yang berkelanjutan dan mampu melahirkan generasi yang tangguh, inovatif, dan bertanggung jawab. Pendidikan tidak hanya sekadar mencerdaskan, tetapi juga memanusiakan manusia dan membangun manusia seutuhnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun