Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[menulis] Saat Pena Menari di Atas Kertas (Laptop/PC) Mendadak Beku

1 September 2025   10:15 Diperbarui: 1 September 2025   10:09 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Atau kalau Anda menulis dari sudut pandang tokoh utama, cobalah menulis dari sudut pandang kucing peliharaannya. Jika Anda menulis esai opini, coba tulis argumen lawan seolah-olah Anda adalah mereka. Perubahan kecil ini seperti memutar kamera 180 derajat, tiba-tiba Anda melihat hal yang sama dari sudut yang sama sekali baru, dan jalan keluar pun terbuka.

3. Tulis dengan Tangan. Saat mental block benar-benar mengunci pikiran, saya sering beralih dari keyboard ke pena dan kertas. Ada sesuatu yang magis tentang gerakan tangan yang melambatkan proses berpikir, memberi ruang bagi ide untuk muncul. Tulisan tangan yang berantakan itu seperti jejak kaki di pasir, kadang tidak lurus, kadang berbelok tak terduga, tapi selalu membawa ke suatu tempat.

"Ketika pikiran macet, gerakkan tangan. Gerakan fisik sering kali membuka pintu yang pikiran tak mampu tembus."

4. Beri Diri Waktu untuk "Mengapung". Jangan terburu-buru mengisi kekosongan itu. Seperti ikan yang berenang di danau, kadang kita perlu mengapung sejenak untuk mengumpulkan tenaga sebelum berenang lagi. Tutup laptop, berjalanlah ke jendela, amati awan yang bergerak pelan, atau rasakan napas mengalir masuk dan keluar. Dalam keheningan singkat ini, ide sering datang seperti angin sepoi-sepoi tak terduga, tapi menyegarkan.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Kebuntuan sebagai Teman, Bukan Musuh

Selama bertahun-tahun, saya belajar bahwa mental block bukanlah musuh yang harus dikalahkan, melainkan teman yang datang untuk memberi pesan. Ia muncul bukan untuk menghentikan kita, tapi untuk mengingatkan: mungkin kita terlalu cepat, mungkin kita kehilangan esensi cerita, atau mungkin kita butuh berbelok ke arah yang tak terduga.

Seperti kata penulis terkenal yang pernah saya temui di sebuah kafe, "Kebuntuan adalah saat di mana cerita mulai berbicara kepada Anda. Masalahnya, kebanyakan penulis terlalu sibuk berbicara sehingga tidak mendengar."

"Jangan takut pada kebuntuan. Takutlah pada tulisan yang mengalir tanpa hambatan, karena mungkin itu berarti Anda tidak menantang diri sendiri."

Ketika Kebuntuan Menjadi Pintu

Sekarang, ketika saya mengalami mental block di tengah tulisan, saya tersenyum. Saya tahu ini bukan akhir, melainkan awal dari sesuatu yang baru. Saya menulis "AAA", berjalan ke jendela, atau sekadar menutup mata selama lima menit. Dan ketika saya kembali, saya tidak lagi mencari cara untuk melanjutkan tulisan yang sama, saya mencari pintu yang baru terbuka berkat kebuntuan itu.

Karena pada akhirnya, tulisan yang hebat tidak lahir dari alur yang selalu lancar, melainkan dari keberanian untuk tersandung, bangkit, dan menemukan jalan baru di antara celah-celah kebuntuan.

Seperti hari ini, ketika saya menulis paragraf ini, saya sempat mentok di kalimat sebelumnya. Tapi saya tidak berhenti. Saya menulis "AAA", berjalan ke dapur, membuat teh, dan sekarang di sini, menyelesaikan esai ini dengan keyakinan bahwa kebuntuan bukanlah akhir, melainkan undangan untuk menari dengan cara yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun