Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bayangan-Bayangan di Kota Hujan

18 Juli 2025   21:30 Diperbarui: 18 Juli 2025   21:11 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Kehidupan ganda mereka akhirnya terbongkar ketika seorang anggota yang terlibat dalam kegiatan pemuda tempat Andi mengisi acara melihat Andi dan Marta berjalan berdua di sebuah kafe. Sementara itu, seseorang mengambil foto Lisa dan Felix sedang makan malam romantis dan mengunggahnya ke media sosial.

Dalam hitungan jam, dunia mereka runtuh.

Lisa dituding sebagai dokter yang tidak menjaga integritas. Andi dianggap motivator yang munafik. Mereka viral, dihujat, dihina, dan bahkan beberapa anggota gereja memboikot pelayanan mereka.

**

Pertemuan di Tengah Kehancuran

Di tengah hujan deras, Lisa pulang ke rumah dengan mata sembap. Ia melihat Andi duduk di ruang keluarga, menatap salib di dinding. Mereka tak bicara selama beberapa menit. Hanya suara hujan yang mengisi keheningan.

"Kita ketahuan," kata Lisa pelan.

Andi mengangguk. "Aku tahu."

Lagi-lagi, hening.

Lalu, dengan suara bergetar, Andi berkata, "Aku ingin bertobat. Aku ingin kembali ke kamu. Tapi aku takut... kamu takkan pernah bisa memaafkan aku."

Lisa menatapnya, air mata mengalir. "Aku juga takut aku tak bisa memaafkan diriku sendiri."

**

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

'Barangsiapa Tidak Berdosa, Melemparlah Batu'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun