Kesaksian Iman dan Misi Abadi: Refleksi dari Hari Raya Santo Petrus dan Paulus
Pada hari Minggu ini, 29 Juni 2025, Gereja Katolik merayakan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, dua tokoh besar yang menjadi pilar iman Kristen. Bacaan hari ini, yang diambil dari Kisah Para Rasul 12:1-11, 2 Timotius 4:6-8, 17-18, dan Matius 16:13-19, tidak hanya menceritakan perjalanan hidup serta mengajak kita merenungkan perjalanan hidup serta pelayanan kedua santo ini.
Lebih dari itu, perayaan ini juga menjadi cermin bagi misi Gereja di masa kini, termasuk dalam konteks lokal seperti perayaan ulang tahun Keuskupan Agung Semarang yang ke-85. Mari kita telusuri makna bacaan-bacaan ini dan bagaimana pesan di dalamnya relevan dengan tantangan yang kita hadapi hari ini.
Perlindungan Ilahi dalam Pelayanan: Kisah Para Rasul 12:1-11
Bacaan pertama menceritakan kisah dramatis tentang Santo Petrus yang dipenjarakan oleh Raja Herodes. Dalam situasi yang tampak tanpa harapan, malaikat Tuhan datang dan membebaskannya secara ajaib. Peristiwa ini bukan sekadar kisah masa lalu; ia membawa pesan kuat tentang kekuatan doa dan perlindungan Ilahi. Ketika komunitas Gereja berdoa dengan sungguh-sungguh, Petrus diselamatkan dari ancaman maut.
Relevansi bagi misi masa kini sangatlah jelas. Para misionaris, aktivis kemanusiaan, dan pekerja Gereja sering menghadapi tantangan besar, mulai dari penolakan sosial hingga bahaya fisik. Kisah ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap pelayanan, kita tidak pernah sendirian. Doa bersama sebagai komunitas dan kepercayaan pada campur tangan Tuhan menjadi sumber kekuatan yang tak ternilai.
Kesetiaan hingga Akhir: 2 Timotius 4:6-8, 17-18
Dalam bacaan kedua, Santo Paulus berbicara kepada Timotius dengan nada reflektif sekaligus penuh keyakinan. Ia berkata, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman."Â Paulus menyadari bahwa hidupnya mendekati akhir, namun ia tidak gentar. Ia percaya bahwa Tuhan telah menyertainya di setiap langkah dan akan memberikan "mahkota kebenaran" sebagai ganjaran atas kesetiaannya.
Pesan ini begitu kuat bagi kita hari ini. Misi Gereja sering kali menuntut ketekunan di tengah kesulitan, entah itu dalam menghadapi sekularisme, krisis moral, atau perlawanan terhadap nilai-nilai Injil. Paulus mengajarkan bahwa kesetiaan adalah kunci, dan kita dapat mengandalkan kekuatan Tuhan untuk menyelesaikan "pertandingan" yang telah Ia percayakan kepada kita.
Pengakuan dan Otoritas: Matius 16:13-19
Injil hari ini membawa kita pada momen penting dalam kehidupan Petrus. Ketika Yesus bertanya, "Menurutmu, siapakah Aku ini?", Petrus menjawab dengan tegas, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup." Atas pengakuan iman ini, Yesus memberikan Petrus "kunci Kerajaan Surga" dan menegaskan perannya sebagai dasar Gereja.
Bacaan ini menyoroti pentingnya kepemimpinan yang berlandaskan iman. Petrus bukan hanya seorang pemimpin biasa; ia dipilih karena pengakuannya yang tulus akan identitas Yesus. Bagi misi masa kini, ini adalah pengingat bahwa Gereja membutuhkan pemimpin yang bijaksana, berani, dan berpusat pada Kristus untuk menghadapi kompleksitas dunia modern.
Misa Akbar di Semarang: Perayaan Ulang Tahun Keuskupan Agung Semarang ke-85
Pada hari ini, 29 Juni 2025, Keuskupan Agung Semarang (KAS) menggelar Misa Akbar di Stadion Jatidiri Semarang untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-85. Misa ini akan diisi oleh 1000 anggota koor, 400 anggota misdinar serta dihadiri oleh sekitar 18.000 umat Katolik dari Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta rencananya akan dipimpin oleh sembilan uskup, termasuk Kardinal Ignatius Suharyo dan Kardinal Julius Darmaatmaja, SJ serta 200 imam. Dengan tema "85 Tahun KAS: Berziarah Menjadi Berkah", perayaan ini menjadi ungkapan syukur atas perjalanan 85 tahun KAS sekaligus ajakan untuk merenungkan misi Gereja dalam konteks lokal.
Bertepatan dengan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, Misa Akbar ini memperkaya makna spiritual perayaan. Santo Petrus dan Paulus, sebagai simbol kesatuan dan misi universal Gereja, mencerminkan semangat KAS dalam menyatukan umat dari berbagai latar belakang untuk bersama-sama menjalankan panggilan iman. Misa ini juga menjadi wujud nyata kolaborasi dan komitmen untuk melanjutkan warisan pelayanan Gereja di tengah tantangan zaman.
Relevansi bagi Misi Masa Kini
Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, yang diperkaya oleh perayaan lokal seperti Misa Akbar di Semarang, mengajak kita merenungkan tiga hal penting:
Pertama, Kolaborasi dalam Keberagaman
Petrus dan Paulus memiliki latar belakang dan gaya pelayanan yang berbeda, Petrus sebagai nelayan sederhana yang menjadi pemimpin Gereja, dan Paulus sebagai cendekiawan yang membawa Injil ke bangsa-bangsa lain. Namun, mereka bersatu dalam satu misi: menyebarkan kabar baik. Gereja masa kini dipanggil untuk meneladani semangat ini, bekerja sama melintasi perbedaan budaya, bahasa, dan pendekatan demi tujuan yang sama.
Kedua, Ketekunan dalam Tantangan
Baik Petrus yang dipenjara maupun Paulus yang menghadapi berbagai rintangan menunjukkan bahwa misi sejati tidak pernah mudah. Di era modern, tantangan seperti sekularisme, materialisme, dan ketidakpedulian terhadap agama dapat melemahkan semangat. Namun, kisah kedua rasul ini mengajarkan kita untuk tetap teguh, percaya bahwa Tuhan selalu menyertai.
Ketiga, Kepemimpinan yang Beriman
Pengakuan Petrus dan otoritas yang diberikan kepadanya menegaskan bahwa kepemimpinan Gereja harus berakar pada iman yang hidup. Di tengah dunia yang penuh kebisingan dan kebingungan, Gereja membutuhkan pemimpin yang mampu menunjukkan jalan kepada Kristus dengan keberanian dan kejernihan.
Kesimpulan
Hari Raya Santo Petrus dan Paulus serta misa akbar ulang tahun ke-85 Keuskupan Agung Semarang (KAS) bukan sekadar perayaan sejarah, tetapi panggilan untuk bertindak. Bacaan hari ini -dari pembebasan Petrus, kesetiaan Paulus, hingga pengakuan iman yang menentukan peran Petrus- memberikan kita panduan praktis untuk menjalankan misi Gereja di zaman modern.
Perayaan seperti Misa Akbar di Semarang, adalah panggilan untuk bertindak. Dengan doa, ketekunan, dan kepemimpinan yang berpusat pada Kristus, kita dapat melanjutkan misi kedua rasul ini. Selamat merayakan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, serta selamat ulang tahun ke-85 untuk Keuskupan Agung Semarang!
Marilah kita menutup dengan merenungkan kata-kata Santo Agustinus: "Kedua rasul ini adalah satu." Semoga kesatuan dalam misi mereka menginspirasi kita semua
Refrensi:
Alfred B. Jogo Ena, 2023. "Spiritualitas Santo Petrus dan Paulus", dalam Merefleksikan Sejarah Menegaskan Arah 25 Tahun Paroki Minomartani, Yogyakarta: Paroki Minomartani, hlm. 223-246.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI