Pada hari ini, 29 Juni 2025, Keuskupan Agung Semarang (KAS) menggelar Misa Akbar di Stadion Jatidiri Semarang untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-85. Misa ini akan diisi oleh 1000 anggota koor, 400 anggota misdinar serta dihadiri oleh sekitar 18.000 umat Katolik dari Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta rencananya akan dipimpin oleh sembilan uskup, termasuk Kardinal Ignatius Suharyo dan Kardinal Julius Darmaatmaja, SJ serta 200 imam. Dengan tema "85 Tahun KAS: Berziarah Menjadi Berkah", perayaan ini menjadi ungkapan syukur atas perjalanan 85 tahun KAS sekaligus ajakan untuk merenungkan misi Gereja dalam konteks lokal.
Bertepatan dengan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, Misa Akbar ini memperkaya makna spiritual perayaan. Santo Petrus dan Paulus, sebagai simbol kesatuan dan misi universal Gereja, mencerminkan semangat KAS dalam menyatukan umat dari berbagai latar belakang untuk bersama-sama menjalankan panggilan iman. Misa ini juga menjadi wujud nyata kolaborasi dan komitmen untuk melanjutkan warisan pelayanan Gereja di tengah tantangan zaman.
Relevansi bagi Misi Masa Kini
Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, yang diperkaya oleh perayaan lokal seperti Misa Akbar di Semarang, mengajak kita merenungkan tiga hal penting:
Pertama, Kolaborasi dalam Keberagaman
Petrus dan Paulus memiliki latar belakang dan gaya pelayanan yang berbeda, Petrus sebagai nelayan sederhana yang menjadi pemimpin Gereja, dan Paulus sebagai cendekiawan yang membawa Injil ke bangsa-bangsa lain. Namun, mereka bersatu dalam satu misi: menyebarkan kabar baik. Gereja masa kini dipanggil untuk meneladani semangat ini, bekerja sama melintasi perbedaan budaya, bahasa, dan pendekatan demi tujuan yang sama.
Kedua, Ketekunan dalam Tantangan
Baik Petrus yang dipenjara maupun Paulus yang menghadapi berbagai rintangan menunjukkan bahwa misi sejati tidak pernah mudah. Di era modern, tantangan seperti sekularisme, materialisme, dan ketidakpedulian terhadap agama dapat melemahkan semangat. Namun, kisah kedua rasul ini mengajarkan kita untuk tetap teguh, percaya bahwa Tuhan selalu menyertai.
Ketiga, Kepemimpinan yang Beriman
Pengakuan Petrus dan otoritas yang diberikan kepadanya menegaskan bahwa kepemimpinan Gereja harus berakar pada iman yang hidup. Di tengah dunia yang penuh kebisingan dan kebingungan, Gereja membutuhkan pemimpin yang mampu menunjukkan jalan kepada Kristus dengan keberanian dan kejernihan.
Kesimpulan
Hari Raya Santo Petrus dan Paulus serta misa akbar ulang tahun ke-85 Keuskupan Agung Semarang (KAS) bukan sekadar perayaan sejarah, tetapi panggilan untuk bertindak. Bacaan hari ini -dari pembebasan Petrus, kesetiaan Paulus, hingga pengakuan iman yang menentukan peran Petrus- memberikan kita panduan praktis untuk menjalankan misi Gereja di zaman modern.
Perayaan seperti Misa Akbar di Semarang, adalah panggilan untuk bertindak. Dengan doa, ketekunan, dan kepemimpinan yang berpusat pada Kristus, kita dapat melanjutkan misi kedua rasul ini. Selamat merayakan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, serta selamat ulang tahun ke-85 untuk Keuskupan Agung Semarang!
Marilah kita menutup dengan merenungkan kata-kata Santo Agustinus: "Kedua rasul ini adalah satu." Semoga kesatuan dalam misi mereka menginspirasi kita semua
Refrensi:
Alfred B. Jogo Ena, 2023. "Spiritualitas Santo Petrus dan Paulus", dalam Merefleksikan Sejarah Menegaskan Arah 25 Tahun Paroki Minomartani, Yogyakarta: Paroki Minomartani, hlm. 223-246.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI