Komunitas Tambaklorok mengadakan diskusi rutin di pos ronda, membahas pengelolaan limbah dan pentingnya mangrove, memperkuat solidaritas. Di Makassar, nelayan Tallo menggelar lomba appasili, mengajak anak muda menciptakan narasi konservasi di media sosial.
Sekolah lokal memasukkan kearifan lokal ke kurikulum, mengajarkan ritual dan teknik pertanian tradisional. Kerja sama dengan pemerintah daerah menargetkan perluasan internet dan subsidi bibit mangrove.
Festival pesisir tahunan, seperti sedekah laut, dipromosikan sebagai wisata budaya, meningkatkan pendapatan dan kesadaran lingkungan. Pendekatan ini menjaga kearifan lokal tetap relevan di era modern.
Refleksi Personal: Berdamai dengan Alam
Malam itu, Mak Sari duduk di dermaga Tambaklorok, menatap laut yang berkilau. "Dulu kami takut laut akan menelan kami," akunya, mengingat banjir rob yang merendam rumahnya. Trauma itu nyata, tetapi kearifan lokal membawa syukur. "Sekarang kami tanam mangrove, berdoa bersama, laut jadi sahabat lagi," katanya, matanya berkaca.
Dalam budaya Indonesia yang kaya gotong royong, kisah Mak Sari adalah puisi tentang adaptasi pesisir, menggugah kita untuk merangkul kearifan lokal sebagai jembatan menuju kelestarian, satu ritual, satu tanaman pada satu waktu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI