Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak Muda dan Politik (2): Apakah Mereka Benar-Benar Apatis

8 April 2025   06:18 Diperbarui: 8 April 2025   06:18 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi olahan GemAIBot, dokpri)

Anak Muda dan Politik: Apakah Mereka Benar-Benar Apatis?

Saat berdiskusi tentang peran anak muda dalam politik, pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah: Apakah anak muda saat ini benar-benar apatis? Melihat sejarah perjuangan generasi muda dalam memperjuangkan hak-hak mereka, seperti pada peristiwa Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan 1945, dan gelombang orang muda angkatan 1966 dan dan gelombang reformasi 1998, kita dapat menarik banyak pelajaran.

Dalam konteks psikologi, sikap dan perilaku anak muda hari ini menunjukkan dinamika yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Meski tidak dipungkiri ada segelintir orang muda yang karena "jalan tol" dari orang tua mau berkecimpung dalam politik (di legislatif dan eksekutif) Artikel ini berusaha mengeksplorasi psikologi anak muda saat ini, perbandingan dengan generasi sebelumnya, serta tantangan dan potensi keterlibatan politik mereka.

Psikologi Anak Muda Saat Ini

Psikologi anak muda saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti lingkungan sosial, budaya, dan kemajuan teknologi. Generasi muda now (Gen Z dan milenial) hidup di tengah era informasi yang selalu terhubung, di mana berita dan opini dapat diakses dengan hanya satu klik.

Namun, hal ini juga menghasilkan kelebihan informasi yang dapat membuat mereka merasa bingung dan skeptis terhadap kebenaran. Menurut Dr. Jean Twenge, psikolog yang mengkaji perilaku generasi muda, ada peningkatan tingkat kecemasan dan ketidakpastian di kalangan anak muda yang bisa berdampak pada partisipasi politik mereka.

Di sisi lain, banyak anak muda sekarang juga lebih pragmatis dan bersikap individualistik. Mereka mungkin tidak berkumpul di jalanan untuk berdemonstrasi, tetapi mereka lebih cenderung terlibat dalam aksi-aksi yang lebih personal dan berbasis komunitas.

Dari perspektif psikologi sosial, hal ini bisa dipahami sebagai kondisi di mana anak muda lebih memilih untuk berkontribusi secara langsung di lingkungan mereka, alih-alih berfokus pada ideologi atau partai politik tertentu.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Perbandingan dengan Generasi Sumpah Pemuda

Generasi Sumpah Pemuda pada tahun 1928 dikenal sebagai simbol persatuan dan komitmen terhadap kemerdekaan Indonesia. Saat itu, para pemuda dari berbagai latar belakang etnis dan budaya bersatu dengan semangat perjuangan untuk mencapai cita-cita bersama.

Motivasi mereka sangat dipengaruhi oleh situasi penindasan kolonial yang mereka hadapi. Mereka tidak hanya apatis, melainkan sangat aktif dan berani mengorbankan diri demi tujuan yang lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun