Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Deep Learning dan Resiliensi: Kunci Sukses Guru SMK Kesehatan dalam Menghadapi Tantangan Era Modern

19 Februari 2025   22:50 Diperbarui: 19 Februari 2025   22:50 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(merayakan ulang tahun teman guru bisa menjadi bagian dari proses resiliensi, menumbuhkan kesetiakawanan, foto: Pak Gho)

Deep Learning dan Resiliensi: Kunci Sukses Guru SMK Kesehatan dalam Menghadapi Tantangan Era Modern

Di tengah dinamika dunia pendidikan dan kesehatan yang semakin kompleks, para guru SMK Kesehatan Binatama menunjukkan komitmen luar biasa dengan menggelar workshop bertajuk Deep Learning dan Resiliensi dengan pematerinya Pak Galang, wakasek kurikulum. Tahun lalu, hampir sepanjang September-November, para guru hampir setiap hari mengikuti berbagai workshop baik yang berkaitan dengan kompetensi dan profesionalisme seorang guru maupun berkaitan dengan strategi pembelajaran --yang siap pakai- bagi dan bersama para siswa. Lalu awal tahun ini, para guru mulai isi energi diri lagi baik melalui pembicara dari luar maupun oleh wakasek kurikulum.

Dua konsep di atas (deep learning dan resiliensi) bukan sekadar teori, melainkan alat penting untuk mempersiapkan siswa -terutama di jurusan Keperawatan dan Farmasi- menghadapi tantangan nyata di dunia kerja. Bagaimana kedua konsep ini saling terkait? Dan bagaimana mereka diterapkan dalam proses pembelajaran sehari-hari? Mari kita telusuri lebih dalam.

Apa Itu Deep Learning?

Deep Learning sering kali diasosiasikan dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), tetapi dalam konteks pendidikan, istilah ini merujuk pada proses belajar yang mendalam dan bermakna. Bukan hanya tentang menghafal informasi, tetapi juga memahami konsep secara holistik, menghubungkannya dengan pengalaman nyata, serta menerapkannya dalam situasi baru.

Bagi guru SMK Kesehatan, deep learning menjadi sangat relevan karena siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai teori medis, tetapi juga harus siap menghadapi pasien dengan berbagai kondisi unik. Misalnya, seorang siswa jurusan Keperawatan harus memahami bagaimana cara memberikan pertolongan pertama kepada pasien trauma psikologis, sementara siswa jurusan Farmasi perlu mempelajari interaksi obat-obatan secara mendalam agar dapat memberikan rekomendasi yang aman bagi pasien.

Dengan pendekatan deep learning , guru membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan reflektif; keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam dunia kesehatan yang penuh ketidakpastian.

Apa Itu Resiliensi?

Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bangkit dari kesulitan, menghadapi tantangan dengan sikap positif, dan tetap teguh meskipun mengalami kegagalan atau tekanan. Dalam dunia kesehatan, resiliensi menjadi aset penting bagi tenaga medis, termasuk perawat dan apoteker. Mereka sering kali berhadapan dengan situasi stres tinggi, seperti menangani pasien kritis, menghadapi keluarga yang cemas, atau bekerja dalam lingkungan yang penuh tekanan waktu.

Melalui workshop ini, para guru diajak untuk memahami pentingnya resiliensi dalam diri mereka sendiri sebagai pendidik, serta bagaimana menanamkan nilai-nilai ini kepada siswa. Salah satu metode yang digunakan adalah membuat River of Life : sebuah visualisasi metaforis yang menggambarkan perjalanan hidup seseorang, lengkap dengan momen-momen menyedihkan dan membahagiakan.

Makna River of Life dalam Memahami Resiliensi

River of Life adalah alat refleksi yang kuat untuk memahami bagaimana individu melewati masa sulit dan tetap bertahan. Para guru diminta untuk mengidentifikasi tiga pengalaman paling menyedihkan dan tiga momen paling membahagiakan dalam hidup mereka. Dari sini, mereka bisa melihat pola bagaimana mereka berhasil melewati masa-masa sulit tersebut.

Hubungannya dengan resiliensi sangat jelas: setiap orang memiliki "batu karang" dalam sungai kehidupannya, tetapi yang membedakan adalah bagaimana mereka menghadapinya. Apakah mereka tersandung dan berhenti? Ataukah mereka belajar untuk mengalihkan arus dan terus melaju?

Secara sederhana, River of Life mengajarkan bahwa resiliensi bukanlah tentang menghindari masalah, melainkan tentang bagaimana kita meresponsnya. Bagi guru SMK Kesehatan, pemahaman ini sangat relevan karena mereka harus membekali siswa dengan mental tangguh untuk menghadapi dunia kerja yang penuh tantangan.

Penerapan Deep Learning dan Resiliensi dalam Pembelajaran

Bagaimana para guru memaknai kedua konsep ini dalam proses pembelajaran bersama siswa? Berikut beberapa contoh konkret:

1. Studi Kasus Nyata dalam Jurusan Keperawatan. Guru dapat menggunakan studi kasus pasien nyata untuk mengajarkan deep learning . Misalnya, siswa diminta menganalisis kondisi pasien stroke dari berbagai sudut pandang: fisiologis, psikologis, hingga sosial. Melalui diskusi mendalam, siswa tidak hanya belajar tentang penyakit itu sendiri, tetapi juga tentang empati dan komunikasi efektif.

2. Simulasi Stres dalam Jurusan Farmasi. Untuk melatih resiliensi, guru bisa mengadakan simulasi situasi darurat, seperti penanganan obat yang salah dosis atau konflik dengan pasien. Siswa dilatih untuk tetap tenang, mencari solusi, dan belajar dari kesalahan: keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam dunia farmasi.

3. Refleksi Pribadi melalui River of Life. Guru juga dapat mengajak siswa membuat versi mereka sendiri dari River of Life. Ini membantu siswa memahami bahwa setiap orang memiliki tantangan, tetapi yang penting adalah bagaimana mereka bangkit dan terus maju.

Kaitan dengan Dunia Kerja: Keperawatan dan Farmasi

Dalam profesi keperawatan dan farmasi, deep learning dan resiliensi adalah dua elemen yang tak terpisahkan. Seorang perawat harus mampu memahami kondisi pasien secara mendalam (deep learning) sambil menjaga ketahanan mental saat menghadapi situasi sulit (resiliensi). Begitu pula dengan apoteker, yang harus memastikan keakuratan resep dan memberikan edukasi kepada pasien tanpa merasa terbebani oleh tekanan kerja.

Contohnya, seorang perawat yang menangani pasien dengan gangguan mental membutuhkan pemahaman mendalam tentang kondisi pasien tersebut, tetapi juga harus memiliki resiliensi untuk menghadapi perilaku pasien yang mungkin sulit diprediksi. Demikian pula, seorang apoteker yang bekerja di rumah sakit besar harus mampu mengelola stres akibat volume pekerjaan tinggi, sambil tetap fokus pada detail kecil yang bisa berdampak besar pada keselamatan pasien.

Penutup: Menjadi Guru yang Inspiratif

Workshop tentang deep learning dan resiliensi ini bukan hanya tentang meningkatkan kompetensi profesional, tetapi juga tentang menjadi pendidik yang inspiratif. Dengan memahami dan menerapkan kedua konsep ini, para guru SMK Kesehatan (Binatama) telah membuka pintu bagi generasi baru tenaga kesehatan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara emosional.

Ingatlah, pendidikan bukan hanya soal apa yang diajarkan, tetapi juga bagaimana kita menginspirasi siswa untuk terus belajar, berkembang, dan bangkit dari setiap tantangan. Seperti sungai yang terus mengalir meski melewati batu karang, begitu pula perjalanan kita sebagai pendidik dan siswa menuju kesuksesan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun