Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pulau-Pulau Kecil dalam Lautan Besar

6 Februari 2025   19:56 Diperbarui: 6 Februari 2025   20:01 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jadi, Om, apa yang harus aku lakukan?" tanyanya akhirnya.

Om Raka tersenyum lagi. "Pertama, ubah cara pandangmu. Jangan lihat kendala sebagai penghalang, melainkan sebagai tangga menuju kesuksesan. Kedua, jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Fokuslah pada dirimu sendiri. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki ritme perjalanan yang berbeda-beda. Ketiga, nikmatilah prosesnya. Jangan hanya mengejar hasil akhir, tetapi hargai setiap langkah kecil yang kamu ambil hari ini."

Ia menepuk pundak Adi dengan lembut. "Dan yang terakhir, jangan lupa berdoa. Doa adalah bentuk komunikasi paling intim antara manusia dan Tuhannya. Mintalah petunjuk, kekuatan, serta ketenangan hati. Yakinlah bahwa Allah selalu mendengar jeritan hatimu."

Adi merasa ada beban yang perlahan-lahan terangkat dari dadanya. Ia menyadari bahwa perjalanannya tidak semulus yang ia bayangkan, namun juga tidak seburuk yang ia rasakan. Setiap mata kuliah yang sulit, setiap tugas yang membuatnya stres, bahkan setiap interaksi sosial yang kurang nyaman; semua itu adalah bagian dari proses belajar menjadi versi terbaik dari dirinya.

Esok harinya, Adi bangun dengan semangat baru. Ia mulai menyusun rencana studi yang lebih realistis, mencari mentor untuk membantunya memahami materi sulit, dan aktif bertanya kepada dosen. Ia juga mulai menulis jurnal harian untuk merefleksikan kemajuan dirinya, meski itu hanya satu langkah kecil.

Beberapa bulan kemudian, Adi berhasil meningkatkan nilai-nilainya secara signifikan. Namun, yang lebih penting dari itu, ia merasa lebih tenang dan yakin akan kemampuan dirinya. Ia sadar bahwa hidup bukan soal sampai lebih dulu, melainkan tentang menikmati setiap detik perjalanan, termasuk badai dan ombak yang datang menghadang.

***
Seperti kata Om Raka, "Hidup adalah lautan besar, dan kita semua adalah kapal kecil yang sedang berlayar. Kadang kita singgah di pulau indah, kadang di pulau tandus. Namun, setiap pulau memiliki maknanya sendiri. Nikmatilah setiap momen, karena di sanalah letak keindahan perjalanan."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun