Mohon tunggu...
Alfonsius Febryan
Alfonsius Febryan Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi 'Fajar Timur'-Abepura, Papua

Iesus Khristos Theou Soter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Membaca Kekhasan Manusia

9 April 2020   10:04 Diperbarui: 9 April 2020   10:29 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertentangan tersebut dalam tradisi tertentu justru dipercaya sebagai bentuk keseimbangan dimana Bagua, Yinyang, Lingga-Yoni dan sebagainya; dipercayai merupakan simbol keharmonisan kosmis. Sama halnya dengan sifat yang terbentuk, ketika manusia laki-laki dan perempuan bersinggungan. 

Pembagian metafisis ini, dilakukan semenjak manusia telah mengalami revolusi kognitif hingga hari ini. Walaupun pembagian dualisme dalam dunia modern terkadang dituding sebagai dasar dari perilaku labelling, namun hal tersebut mampu mempermudah manusia untuk memahami sifat-sifat alam dan hukum yang berlaku di dunia.

Manusia secara eksistensial

Manusia dengan substansi menandakan bahwa pada hakikatnya semua manusia adalah sama. Namun, hal tersebut tidak serta merta ditemukan dalam fenomena harafiah karena manusia memiliki berbagai kekhususan tertentu. Kekhususan ini yang menyebabkan manusia satu dan lainnya dapat dibedakan. Dengan demikian, manusia memiliki cara untuk menunjukkan dirinya. 

Cara atau jalan manusia untuk menunjukkan bahwa dirinya ada di dunia disebut sebagai eksistensi. Sebuah eksistensi manusia dapat diperoleh melalui berbagai cara misalnya dengan bersosialisasi atau menampilkan kriteria yang berbeda dengan manusia lain. Dalam pendasaran eksistensial setidaknya terdapat dua kekhususan manusia secara umum yaitu laki-laki dan perempuan.

Karena manusia diciptakan sebagai makhluk yang memiliki kecenderungan kuat untuk bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan makhluk lainnya maka eksistensi manusia menuntut mereka untuk saling berhubungan. Hubungan ini dibentuk terlebih dahulu melalui keluarga atau persatuan laki-laki dan perempuan. 


Baru pada tahap berikutnya, manusia bereksistensi melalui satuan suku, bangsa, atau yang dalam masa modern disebut sebagai negara. Seseorang dapat menyatakan dirinya ada, bila ia memiliki pengakuan dari orang lain, yaitu mereka yang saling berhubungan baik dalam bentuk keluarga atau simpul yang lebih besar. Dengan jalinan eksistensi ini maka jelas bahwa pada hakikatnya seluruh substansi yang menyususn satuan keluarga, suku dan seterusnya berada dalam posisi yang sama.

Manusia dan kekhasan umum

Kelebihan manusia dibandingkan makhluk lain terlebih adalah karena manusia memiliki pertimbangan nalar dan pilihan. Manusia diciptakan dengan kemampuan rekognisi biner secara garis besar dan mampu memperkirakan kemungkinan-kemungkinan. Resepsi informasi dan alur pemikiran seseorang dapat sangat berbeda, pun ketika semuanya mempelajari logika yang sama. 

Pertimbangan tersebut selain dipengaruhi oleh kemampuan internal, juga dipengaruhi oleh pengalaman. Pilihan manusia merupakan sikap, yang mana menjadi penentu bagi hadirnya pengalaman-pengalaman baru. Dalam hal ini perempuan secara khusus akan memiliki kecenderungan memilih hal yang sama dengan sesama perempuan, walaupun hal tersebut bukan sebuah keniscayaan.

Abepura, 9 April 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun