Mohon tunggu...
Alfons Ikhsan Dwi Pamungkas
Alfons Ikhsan Dwi Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa upi kampus purwakarta - S1 Mekatronika dan kecerdasan buatan

Mengunggah essai, kti, laporan terkait tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Titik Temu Teknologi dan Kemanusiaan: Pembelajaran dari Sesi Career Starter, Pencegahan Kekerasan Seksual, dan Pentingnya Boundaries di Kampus

5 Oktober 2025   19:00 Diperbarui: 5 Oktober 2025   18:59 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Materi yang dibawakan Bang Haqqy dan Bang Sulaiman bikin saya makin tau rencana kedepannya di bidang mekatronika dan AI. Menurut Bang Haqqy, mekatronika itu gabungan dari beberapa ilmu kayak mekanik, elektro, dan informatika. Jadi nggak cuma ngerti mesin, tapi juga harus paham sistem kontrol dan pemrograman. Dia jelasin juga kalau lapangan kerjanya luas banget, mulai dari Automation Engineer, Enhancement Engineer, sampai Design Engineer. Bahkan hard skill yang dibutuhkan juga beragam, kayak desain CAD/CAE, pemrograman PLC, robotika, sampai mikrokontroler kayak Arduino dan Raspberry Pi.

Bang Haqqy ngebahas gimana Automation Engineer itu kerjaannya ngurusin sistem otomasi pabrik, mulai dari perawatan preventif sampe troubleshooting ketika ada masalah. Dia cerita kalau di industri sekarang udah banyak pake PLC (Programmable Logic Controller) merk Siemens, Omron, atau Allen-Bradley. Buat yang suka robotik, bisa jadi Robotics Engineer yang fokus ngprogram robot industri kayak Fanuc, ABB, atau KUKA. Yang menarik, Enhancement Engineer itu tugasnya menganalisis sistem yang udah ada terus cari cara buat ningkatin efisiensi dan performanya. Misalnya, nambahin sensor atau upgrade software biar mesin bisa kerja lebih cepat dan akurat.

Bang Haqqy juga tekankan pentingnya menguasai software desain kayak Siemens NX buat bikin model 3D komponen mesin, terus belajar pemrograman dasar kayak C/C++ dan Python. Buat yang tertarik di embedded system, harus rajin eksperimen pake Arduino atau ESP32. Dia bilang, skill yang paling dicari sekarang itu yang bisa integrasikan hardware dengan software, makanya mekatronika itu prospeknya cerah banget.

Sementara Bang Sulaiman nambahin dari sisi AI. Menurutnya, AI itu ibarat "otak" yang bikin sistem mekatronika jadi lebih cerdas dan adaptif. AI bisa dipake buat predictive control, analisis big data, sampai bikin sistem yang bisa belajar sendiri pake machine learning. Dia juga singgung soal peluang karir sebagai AI Software Engineer yang fokus ngembangin aplikasi atau sistem integrasi AI.

Bang Sulaiman jelasin gimana AI bisa dipake di berbagai sektor industri. Di manufaktur, AI bisa buat predictive maintenance yang bisa deteksi kemungkinan mesin rusak sebelum terjadi. Di agriculture, AI bisa analisis data cuaca dan tanah buat optimalisasi hasil panen. Di healthcare, AI bisa bantu diagnosa penyakit lewat analisis gambar medis. Bahkan di retail, AI bisa prediksi trend penjualan dan kelola inventory.

Dia juga bahas tentang Big Data Analyst yang tugasnya olah data dalam jumlah besar jadi informasi berguna buat perusahaan. Atau AI Software Engineer yang develop aplikasi integrasi AI, kayak sistem monitoring real-time pake computer vision. Yang paling seru, dia cerita tentang applied AI di robotics, dimana robot bisa belajar dari pengalaman dan adaptasi sama lingkungan sekitarnya.

Yang bikin saya tertarik, mereka berdua sepakat kalau kombinasi mekatronika dan AI bakal jadi tulang punggung industri 4.0 dan 5.0. Nggak cuma bikin mesin jadi otomatis, tapi juga bikin kolaborasi antara manusia dan mesin jadi lebih smooth. Mereka kasih contoh, di factory of the future, mesin-mesin bisa komunikasi satu sama lain, koordinasi produksi secara otomatis, dan bahkan bisa anticipasi permintaan pasar.

Kedua pemateri juga ngasih tips buat mahasiswa: rajin ikut kompetisi robotics atau IoT, eksplor project-project praktis pake microcontroller, dan terus update skill pemrograman. Mereka tekankan bahwa dunia industri sekarang butuh lulusan yang nggak cuma ngerti teori, tapi juga punya pengalaman praktik dan bisa adaptasi sama teknologi terbaru.

Kak Gita ngajak kita buat lebih melek soal isu kekerasan seksual yang ternyata masih sering terjadi, bahkan di lingkungan kampus. Dia jelasin kalau kekerasan seksual nggak cuma fisik, tapi juga non-fisik dan digital. Unsur paksaan dan ketimpangan kuasa jadi pemicu utamanya. Yang bikin miris, masih banyak mitos seputar kekerasan seksual yang bikin korban malah disalahin, kayak anggapan bahwa pelaku pasti orang asing atau laki-laki, padahal bisa aja dari lingkaran terdekat.

Kak Gita jelasin lebih detail tentang berbagai bentuk kekerasan seksual. Yang fisik kayak pelecehan tubuh tanpa izin, yang non-fisik termasuk komentar-komentar bernuansa seksual yang bikin uncomfortable, sampai yang digital kayak penyebaran foto atau video pribadi tanpa consent. Dia tekankan bahwa korban bisa dari berbagai gender, dan pelaku seringkali justru orang yang dikenal korban temen sekelas, senior, atau bahkan pacar sendiri.

Dia juga bahas faktor-faktor yang bikin kekerasan seksual masih sering terjadi. Budaya patriarki yang ngenormalin kekuasaan laki-laki atas perempuan, ketimpangan relasi kuasa antara dosen-mahasiswa atau senior-junior, sampai kurangnya edukasi tentang consent sejak dini. Yang bikin tambah parah, masih ada anggapan di masyarakat bahwa korban pasti memprovokasi, atau bahwa laki-laki nggak mungkin jadi korban kekerasan seksual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun