Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Inilah Beberapa Cara Mengatasi Rumah yang Lembap

21 Januari 2023   00:41 Diperbarui: 24 Januari 2023   11:33 1368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai seseorang yang tinggal di dataran tinggi alias dekat dengan area pegunungan di Jawa Timur, masalah rumah yang saya hadapi di kesehariannya bukan tentang rumah yang panas, melainkan rumah yang lembap.

Kelembapan rumah yang tinggi tersebut disebabkan rendahnya suhu udara di dataran tinggi faktor dekat dengan area pegunungan. Jadi setiap harinya tanpa AC atau kipas angin pun suhu udaranya sudah sangat dingin.

Sinar matahari itu ada, tapi bukan membuat panas melainkan sekedar menghangatkan suhu udara saja saat pagi sampai sore hari. Sementara saat malam hari pastinya sangat dingin, apalagi malam hari dengan hujan deras.

Tinggal di dataran tinggi memang ada kelebihan dan kekurangannya. Sebut saja satu kelebihannya bebas dari banjir, dan satu kekurangannya yaitu rumah yang lembap.

Rumah yang lembap tersebut ditampilkan dengan tembok yang mengelupas, tembok yang berjamur, lantai yang sedikit lengket, barang dari kayu berjamur, tempat penyimpanan mudah berjamur termasuk lemari pakaian sejenisnya, dan lain-lain.

Nah, kalau saya sudah terbiasa tinggal di rumah yang lembap. Dan kalau pada situasi tersebut, kita tidak harus pindah rumah, karena masalah itu harus dihadapi dan bukan untuk dihindari.

Ada beberapa hal yang saya lakukan untuk mengatasi rumah yang lembap, antara lain:

Pertama, yang paling utama itu adalah memberikan ruang untuk cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah itu diperbanyak/diperlebar melalui jendela. Karena dengan panas matahari yang masuk ke dalam rumah juga dapat meminimalisir kelembapan dan agar suhu dalam rumah tetap lebih hangat.

Kedua, kita cari tahu sumber kelembapan paling signifikan di mana. Sementara kalau contoh di rumah saya paling terlihat kelembapan tersebut dari tembok yang mulai berbintik hitam alias berjamur, kemudian tembok yang mengelupas.

Maka dari itu, ada beberapa poin yang saya lakukan pada tembok rumah saya yang lembap, termasuk barang-barang di dalam rumah tersebut.

Bersihkan tembok dengan cairan anti jamur

Bintik-bintik hitam di tembok rumah yang lembab harus dibasmi dulu agar tidak makin melebar. Kita bisa membersihkan/membasmi jamur di tembok tersebut secara manual menggunakan larutan pembasmi jamur, yang penggunaanya dengan cara disemprotkan ke tembok.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Selain larutan pembasmi jamur yang dapat kita beli di supermarket terdekat atau di situs belanja online, kita bisa juga menggunakan karbol/deterjen, cuka, lemon/jeruk nipis, baking soda, dan lain-lain.

Lapisi tembok dengan cat tahan air

Setelah jamur di tembok sudah kita basmi dengan deterjen pembasmi jamur, tunggu beberapa waktu sampai mengering.

Pembasmian menggunakan deterjen pembasmi jamur di tembok kita hanya berlaku sementara, karena jamur tetap akan tumbuh lagi faktor udara yang tetap lembap di rumah tersebut.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Maka dari itu, selanjutnya kita juga dapat melapisi tembok dengan cat tahan air. Cat tahan air ini tidak harus cat berwarna, melainkan pilih warna yang natural saja seperti warna putih untuk tahap awal lapisannya.

Ganti cat tembok rumah secara rutin

Setelah kita melapisi tembok dengan cat tahan air (warna putih), kita juga dapat melapisi kembali dengan cat berwarna sesuai selera masing-masing. 

Direkomendasikan melapisi atau mengganti warna cat tembok secara rutin, setidaknya tiap enam bulan sekali atau maksimal 1 tahun sekali.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Karena dengan dua lapisan cat tembok tersebut, diharapkan bisa tahan lebih lama sampai jamur dapat menerobos dan menampakkan dirinya kembali dengan bintik-bintik hitam, maupun tampilan kulit (cat) tembok yang mengelupas.

Tembok rumah di keramik, setidaknya setengah dari tinggi rumah

Selain tembok yang berjamur, terkadang kita juga dapat melihat kulit (cat) dari tembok kita yang mudah mengelupas. Lagi dan lagi itu juga faktor kelembapan rumah yang tidak terkendali.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Bahkan terkadang di tembok rumah kita itu terlihat seperti berair di beberapa sisi, alias air bawah tanah naik ke tembok secara perlahan, dan membuat tembok rumah kita itu terkesan basah.

Namun, lembap atau basahnya tembok rumah kita itu mayoritas hanya setengah dari tinggi rumah. Sehingga untuk kasus ini, saya sarankan agar rumah kamu juga dapat dikeramik setidaknya setengah badan dari tinggi rumah tersebut.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dengan di keramiknya separuh badan dari rumah yang lembap, otomatis dapat meminimalisir tampilan yang kurang enak dipandang pada tembok bagian bawah rumah kita.

Karena tekstur keramik sangat kuat dan tebal, jamur pun tidak mampu menembus, juga terbebas dari tampilan kulit (cat) tembok yang mengelupas. Termasuk kelebihan lainnya yaitu membuat tampilan rumah kita lebih asik dilihat sesuai dengan banyaknya motif-motif keramik dinding yang kita pilih tersebut.

Barang-barang di dalam rumah utamakan berbahan plastik, kaca, atau besi

Selain tembok, masalah lainnya juga ada pada barang yang ada di ruangan rumah tersebut. Saya pun sudah pernah mencoba membeli barang-barang berbahan kayu, dan hasilnya semua itu berjamur.

Nah, kalau jamur dalam barang-barang berbahan kayu ini bukan berwarna hitam seperti di tembok, melainkan berwarna putih, seperti jamur yang ada pada makanan yang sudah basi.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Salah satu contoh barang berbahan kayu, seperti lemari penyimpanan baju. Dulu saya mempunyai lemari kayu, tapi karena rumah saya suhu udaranya sangat lembap, hampir tiap dua minggu sekali selalu membersihkan lemari kayu saya yang berjamur.

Lantas, karena saya cukup lelah dengan itu, alhasil saya pun mengganti semua barang-barang berbahan kayu di rumah saya dengan bahan-bahan dari plastik, besi, atau kaca.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sebenarnya meskipun bahan barang yang terbuat dari plastik, besi, dan kaca, itu juga masih berpeluang berjamur, tapi setidaknya tidak separah barang yang berbahan kayu.

Pakai pengharum ruangan dan kamper di lemari

Dengan suhu udara yang lembab tersebut, membuat aroma dalam ruangan tidak sedap. Sehingga dengan memberikan pengharum ruangan juga dapat meminimalisir aroma tidak sedap tersebut.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Pengharum ruangan dalam hal ini saya juga sarankan bukan yang biasa, melainkan yang dipakai adalah pengharum untuk toilet. Karena pengharum untuk toilet itu sangat tajam, dan ketajaman itu mampu mengatasi aroma tidak sedap dalam ruangan lebih ekstra faktor rumah yang lembap.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Bukan hanya di ruangan, tetapi dalam lemari penyimpanan baju-baju kita juga dapat diberikan kamper khusus baju. Karena kamper sifatnya menyerap kelembapan dalam suatu ruang, sehingga dengan memberikan kamper khusus baju di lemari kita tersebut dapat menghambat pertumbuhan jamur pada area tersebut.

***

Nah, itu lah beberapa cara sesuai pengalaman saya untuk mengatasi rumah yang lembap. Dapat juga dicontoh untuk kompasianer lainnya yang rumahnya juga lembap, atau mungkin ada masukan lainnya silahkan tulis di kolom komentar ya..

Spesial pertanyaan juga untuk Technical Planning Property Developer, Pak Franhky Wijaya, mungkin juga ada masukan bagi saya untuk mengatasi rumah yang lembap tersebut faktor suhu udara yang sangat dingin di dataran tinggi atau area pegunungan?

Mengingat saya juga dalam waktu dekat ingin renovasi rumah, mungkin ada masukan lainnya mengenai hal tersebut. Terima kasih.

Salam, @Alfira_2808

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun