Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tunanetra Menjadi Penyiar Radio, Apakah Bisa?

8 Desember 2020   00:04 Diperbarui: 8 Desember 2020   04:09 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika anda lulus sekolah, kemudian mencari lowongan pekerjaan. Seringkali lowongan pekerjaan yang muncul tersebut memberikan kriteria tertentu dan membuat banyak di antara kita berlomba-lomba untuk bisa menyerobot masuk ke perusahaan tersebut.

Terkadang tenaga yang dibutuhkan hanya beberapa orang saja, namun yang melamar pekerjaan bisa puluhan orang. Yang secara panca indra saja sempurna, tapi masih banyak yang kesulitan mendapatkan pekerjaan. Apalagi yang (mohon maaf) ada kekurangan?

Namun dibalik semua itu, mereka yang punya kekurangan alamiah dari lahir atau (mohon maaf) cacat karena suatu kecelakaan, dan lain sebagainya, masih bisa menemukan aktivitas sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.

Seperti satu kisah yang saya angkat dari salah satu rekan dekat saya inisial "YF".

Rekan "YF" ini bukan penulis, namun ia mempunyai pengalaman bekerja atau malah mewujudkan mimpi dari salah satu penyandang difabel untuk meraih cita-citanya.

Rekan "YF" juga sengaja saya ajak bertemu di tempat makan, untuk saya wawancara mengenai pengalamannya tersebut seperti yang sudah saya jelaskan di atas.

Dokpri: Rekan YF
Dokpri: Rekan YF

Rekan "YF" mulai bercerita:

Sebut saja namanya adalah "Rahul" (nama disamarkan). Dia salah satu kaum Difabel dalam dunia kerja yaitu tidak bisa melihat atau tunanetra. Rahul ini adalah salah satu pendengar radio yang akhirnya menjadi teman baik "YF". Karena "YF" ini juga dulu profesinya sebagai penyiar radio.

Kemudian "YF" ini melihat temannya Rahul ini ingin menjadi di posisi yang sama atau penyiar radio. Rekan "YF" pun awalnya juga ragu, apakah bisa?

Namun karena melihat semangat dari Rahul, "YF" pun mencoba memasukkan pada radionya tersebut. Terlebih memasukkan Rahul ke radio untuk menggantikan posisi rekan "YF" yang saat itu akan segera resign dari radio dan beralih menjadi pegawai Bank.

"YF" melihat ada suatu keyakinan dari Rahul. Ia melihat Rahul ini adalah seseorang yang mempunyai keyakinan dan tekad yang tinggi.

"YF" juga pernah satu studio dengan Rahul, terlebih waktu tersebut adalah ketika "YF" masih ada jeda waktu sebelum resign. Ia melihat bahwa Rahul ini memang tidak bisa melihat, tapi instingnya itu main. Seperti ia bisa membaca SMS dan bisa mengatur alat atau teknis di Radio.

"Lantas, untuk membaca SMS bagaimana, kan tunanetra?" tanya saya.

"YF" pun menjawab bahwa Rahul ini memakai ponsel tersendiri yang bisa bunyi. Jadi Rahul ini mempunyai alat tertentu untuk membaca lewat mendengarkan dari atensi yang diterima, itu bisa berbunyi sesuai dengan kata yang tersampaikan lewat pesan masuk.

Kelebihan dan Kekurangan pasti tetap ada, karena dengan tidak bisa melihat alat-alatnya juga awal dulu sering terjadi miss/slip.

Sedangkan jikalau dari pendengar radio sendiri ketika mendengarkan suaranya terdengar sama saja seperti orang normal biasanya. Hanya ketika ada pendengar yang bermain ke studio, baru tahu jikalau penyiarnya ternyata ada kekurangan namun tetap semangat berkarya.

Karena bagaimana pun sebagai seorang penyiar itu memang yang dijual suara. Jadi para pendengar pun tidak akan tahu bagaimana kondisi dibalik layar.

Namun dalam case ini memang radio yang dimaksud adalah radio komunitas atau lingkup kecil. Jadi untuk bisa memasukkan pada tempat yang dimaksud lebih mudah karena tidak ada manajemen berjalan dan penghasilan yang signifikan.

Berbeda dengan radio untuk bisnis dengan skala besar, ada manajemen yang berjalan dan penghasilan signifikan tinggi. Sehingga tidak bisa disamakan dan mudah untuk berada di posisi pilot radio tersebut.

Nah, untuk kisah dari Rahul ini seorang tunanetra yang menjadi penyiar radio bukan semata isapan jempol belaka dari penulis atau narasumber. Namun Rahul juga pernah di wawancara oleh salah satu media cetak di Pasuruan Jawa Timur beberapa tahun lalu. Dan sampai sekarang pun jejaknya juga masih ada.

Pada intinya, setiap mereka yang mempunyai kekurangan sejak lahir atau cacat karena kecelakaan, tetap bisa menyalurkan bakatnya. Pintar-pintar saja kita bisa mengembangkan kemampuan dan menggunakan setiap peluang hingga kesempatan dalam hidup.

Mengembangkan kemampuan yang dimaksud adalah seperti kisah Rahul tadi, ia sadar bahwa ia tidak bisa melihat. Alhasil ia mengembangkan kemampuannya untuk bisa membaca teks dengan bantuan alat pembaca pesan suara, hingga ia pun sendiri juga bisa membalas pesan lewat ponsel pintarnya tersebut.

Rahul juga tetap bersemangat untuk mempelajari banyak tehnis di radio meskipun ia tidak bisa melihat. Sekali lagi ia sadar bahwa ia tidak bisa melihat, sehingga seperti yang dijelaskan rekan "YF" tadi bahwa tetap harus ada motivasi atau dorongan dari diri sendiri bahwa kita harus yakin dulu, harus punya tekad dulu, baru kita pasti bisa.

Sementara menggunakan setiap peluang dan kesempatan yang dimaksud adalah kita harus memilih dan bergaul dengan orang-orang yang tepat agar kita bisa berkembang.

Salah satu contoh nyata ya si Rahul itu. Beruntungnya dia bisa memilih untuk bergaul dengan orang yang tepat, hingga dekat dengan rekan "YF" yang di masa lalu bisa membawa dan mengubah nasibnya menjadi seperti sekarang, yaitu bisa menyalurkan bakatnya sebagai penyiar radio.

Jadi jika ditanya seperti judul dia atas, apakah Tunanetra bisa menjadi Penyiar Radio?

Jawabannya bisa saja, asal punya keyakinan dan tekad yang kuat, hingga bergaul dengan orang-orang yang tepat, peluang dan kesempatan itu pasti tetap ada.

Salam, @Alfira_2808

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun