Mohon tunggu...
Alfina Asha
Alfina Asha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Tulisan random.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Resep Stoa ala Seneca, Sebuah Tips Agar Bahagia

27 September 2020   18:48 Diperbarui: 28 September 2020   04:08 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Seneca (sumber: alamy.com)

Dalam hidup ini, siapa sih yang tidak ingin bahagia? Setiap manusia tentunya menginginkan kebahagiaan dalam kehidupannya. Terlebih di era yang serba cepat dan tidak menentu ini dimana gempuran teknologi yang seperti tak berujung, setiap hari rasanya selalu saja disodorkan baik berupa foto maupun cerita bahagia dari orang yang dikenal ataupun tidak. 

Kebahagiaan menjadi barang langka bagi sebagian orang, terutama bagi mereka yang gemar membandingkan diri dan merasa tidak ada apa-apanya dibanding orang lain yang tampil di linimasa. Padahal apa susahnya ikut berbahagia atas kebahagiaan orang lain, kan? 

Yuk berkenalan dengan Seneca, salah satu filsuf Stoa yang memberi sebuah resep agar tetap dapat menjalani hidup secara waras apapun situasi yang dihadapi. 

Lucius Annaeus Seneca, atau yang lebih dikenal dengan nama Seneca adalah seorang warga negara Romawi yang berprofesi sebagai bankir, politikus, sekaligus filsuf yang hidup pada tahun 4 SM hingga tahun 65 M. Ia terlahir dari keluarga yang berada. 

Meskipun begitu, kekayaan tidak melulu menjadi sumber kebahagiaan. Seberapa kayapun seseorang, akan selalu datang masalah maupun tekanan hidup yang butuh untuk diselesaikan. Sebelum menjadi penasehat kaisar Nero, Seneca pernah diasingkan ke pulau Corsica, yaitu sebuah pulau terpencil atas tuduhan berselingkuh dengan Agrippina. 

Penguasa pada waktu itu adalah Claudius, seorang kaisar yang mengasingkan Seneca, dan kemudian menikahi Agrippina. Pernikahan Claudius dan Agrippina ini kemudian melahirkan seorang anak yang bernama Nero, yang kelak menjadi kaisar Romawi. 

Seneca akhirnya diizinkan untuk kembali dan menjadi guru pribadi Nero. Kaisar Claudius kemudian meninggal dunia karena diracuni oleh istrinya, Agrippina, yang turut memberi beban bagi Seneca yang notabene bertanggung jawab atas pendidikan Nero. 

Beberapa tahun kemudian, ketika Nero akhirnya beranjak remaja dan menjadi seorang kaisar Romawi, dia lalu membunuh Agrippina, ibunya sendiri. Jangan heran, konon bunuh membunuh adalah hal yang biasa terjadi kala itu. 

Dengan kondisi seperti ini, bagaimana seorang Seneca tetap tenang menjalani hidupnya? Bahkan ketika ia diperintah oleh kaisar Nero --yang menuduhnya terlibat konspirasi-- untuk membunuh dirinya sendiri "ala stoik", yang kemudian benar-benar dilakukannya dengan menyayat nadinya sambil berendam air hangat. Bahkan di akhir hayatnya-pun Seneca tetap 'kalem'. Apa rahasianya? Inilah resep stoa ala Seneca, sebuah tips untuk menjadi bahagia.

Menurut Seneca, untuk menjadi bahagia ada tiga poin utama yang harus dipahami oleh setiap orang, yaitu:

  1. Setiap orang harus berani menerima semua hal yang tidak tergantung pada dirinya, atau dengan kata lain, berada di luar kendalinya. Contohnya adalah kematian, kekayaan, opini maupun perilaku orang lain. Hal ini disebut juga sebagai fortuna/fortune.
  2. Setiap orang harus sepenuhnya bisa mengendalikan hal-hal yang tergantung pada dirinya, yang berada dalam kendalinya, yaitu pemahaman, emosi, dan logika. Hal ini disebut juga sebagai virtus/virtue/keutamaan.
  3. Berlatih untuk bisa memilah antara poin 1 dan poin 2. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun