Mohon tunggu...
Alfina Nisauz Zahroh
Alfina Nisauz Zahroh Mohon Tunggu... Guru - Semoga bermanfaat :)

early chidhood islamic education . UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keluarga dan Lingkungan, Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Emosi dan Temperamen Anak

17 Februari 2020   23:35 Diperbarui: 11 September 2021   13:12 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.republika.co.id

Emosi yaitu perasaan atau suatu afeksi yang terjadi ketika seseorang berada dalam suatu kondisi atau sedang terlibat dalam interaksi penting baginya. Emosi dapat diartikan sebagai perasaan atau suatu afeksi yang mampu melibatkan kombinasi antara gejolak fisiologis seperti denyut nadi yang cepat, dan perilaku yang tampak seperti senyuman, murung atau lainnya. Dengan begitu anak-anak bisa menggunakan emosi untuk menginformasikan pada orang lain bagaimana perasaan yang sedang dialaminya.

Temperamen merupakan salah satu dimensi psikologis yang berhubungan dengan aktivis fisik dan emosional serta merespons. Dalam pandangan psikologi, temperamen yaitu kepribadian individu yang mempengaruhi perilaku untuk menyesuaikan diri dalam lingkungnnya.

Anak tumbuh berkembang dibawah asuhan orang tua, melalui orang tua anak beradaptasi dengan lingkungannya dan mengenak dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup yang berlaku dilingkungannya. Tumbuh kembang seorang anak secara optimal dipengaruhi hasil interaksi antara faktor genetik, faktor herediter, dan konstitusi dengan faktor lingkungan.

Anak pra-sekolah merupakan merupakan usia yang kritis dalam kehidupan anak. Dalam pendidikan anak, apa yang ditanamkan oleh orang tua pada diri anak, itulah yang membangun atau membentuk kepribadian atau temperamen anak.

Saat berusia 3-4 tahun, anak dapat melakukan verbalisasiterhadap variasi dari strategi yang digunakan untuk emotional self regulation. Pengaruh lingkungan sosial terhadap kapasitas untuk mengatasi stres cukup besar. Percakapan antara orang dewasa dengan anak juga menyediakan teknik untuk meregulasi perasaan. Selain pola asuh, hal yang berpengaruh pada emotional self regulation adalah temperamen.

Pola asuh mempengaruhi perkembangan temperamen anak khususnya anak pra-sekolah. Pola asuh yang otoriter akan menyebabkan prilaku anak menjadi negatif, misalnya anak bersikap penakut, mudah tersinggung, mudah stres dan lain-lain. Pola asuh permisif juga berdampak negatif bagi anak, misalnya anak memiliki rasa percaya diri yang kurang, suka memberontak. Sedangkan pola asuh demokratis bisa berdampak positif bagi anak, misalnya anak bersikap mudah bersahabat, percaya diri, sopan, dan lain-lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun