Belajar itu berproses untuk mencapai tujuan. Saya telah menikmati murid-murid sedang berproses untuk mewujudkan mimpinya. Yaitu berbagi sesuatu kepada anak yatim dan duafa. Terharu ketika saya mendengarkan paparan dari sang ketua pelaksana. Seluruh anggota kelas telah sepakat tempat panti asuhan yang akan dikunjungi, bagaimana cara mendapatkan donasi, bagaimana pendistribusian dan tersebut, sampai dengan bagaimana untuk melibatkan orang tua masing-masing. K
egiatan yang mereka lakukan sederhana, tapi menariknya mereka telah menerapkan langsung apa yang sudah kami diskusikan pada materi Kebinekaan Global. Banyak hal yang mereka dapatkan ketika sedang berproses dalam mencapai tujuan. Di antaranya menyatukan banyak ide di antara mereka, membangun empati antar sesama, membangun kebersamaan, dan sebagainya. Itu sesua didapatkan dari diskusi secara mandiri.
Pertemuan berikutnya, merealisasikan kegiatan secara bersama. Saya damping mereka untuk menyusun surat izin ke lokasi, surat izin ke sekolah, surat izin untuk orang tua. Mereka berbagi perang sesuai dengan kesepatan yang diputuskan. Sesekali jika ada yang kurang pas, saya hanya memberi masukan saja.Â
Hingga pada akhirnya sebuah keputusan final mereka dapatkan, yaitu tujuan panti, waktu, jenis-jenis barang yang akan didistribusikan, sampai dengan survey ke lokasi. Kepercayaan dan pelibatan itu memang penting. Saya berikan sepenuhnya kepada mereka untuk merancang kegiatan sebaik-baiknya. Mereka murid kelas X, merupakan masa peralihan dari remaja kecil menuju dewasa. Tentu tidak muda mengarahkannya.
Beberapa tantangan pasti ditemukan. Namun mereka bisa melewati dengan bijaksana. Menerima perbedaan untuk mendapatkan sebuah kesepakatan itulah pembelajaran yang didapatkan. Mimpi itu telah terwujud. Ketika pelaksanaan tiba, sesuai dengan tugasnya masing-masing, telah diperankan dengan baik.Â
Pembawa acara telah membuka acara dengan santun, walau masih ada suara parau pertanda masih demam panggung. Begitu juga sang ketua pelaksana dalam memberikan prakata, masih terlihat getar-getar mimik dan bahasa tubuhnya. Namun rasa bangga sudah terasa bahwa dalam diri mereka sudah terbangun karakter yang merupakan cerminan nilai-nilai Pancasila.