Mohon tunggu...
Alfieno Ezra
Alfieno Ezra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang senang membagikan informasi dan hasil observasi

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Manajemen Stres dan Kesejahteraan Keluarga Suami Istri Bekerja

4 Mei 2023   22:21 Diperbarui: 4 Mei 2023   22:29 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Globalisasi yang sedang berlangsung saat ini telah menyebabkan banyak perubahan dalam masyarakat, termasuk di dalamnya adalah perubahan dalam peran keluarga. Istri juga ikut serta dalam mencari nafkah karena pendapatan suami yang diperoleh tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. 

Kehadiran peran ganda dapat menimbulkan masalah dalam keluarga jika istri tidak mampu menyeim- bangkan antara urusan pekerjaan dan keluarga. Lingkungan keluarga juga dapat menjadi sumber stres tertinggi bagi wanita dengan pekerjaan formal karena kurangnya waktu untuk beristirahat di rumah dan kurangnya keterlibatan wanita dalam pengambilan keputusan keluarga. Terutama jika wanita tinggal dan bekerja di wilayah perkotaan, tekanan atau stres psikologis yang dialami akan lebih tinggi dibandingkan dengan wanita di wilayah pedesaan (Islamia, Sunarti & Hernawati, 2019).

Istri yang bekerja dalam sektor informal menghadapi masalah yang serupa. Seperti yang dijelaskan oleh Sunarti (2013), keluarga yang bergantung pada pekerjaan informal mengalami tekanan ekonomi yang lebih tinggi, memiliki tingkat keamanan fisik dan kesejahteraan yang rendah, serta keterbatasan waktu dalam mengatur sumber daya keluarga. Oleh karena itu, istri harus memikirkan cara yang lebih baik untuk mengatur waktu antara keluarga dan pekerjaan. Selain itu, pendapatan istri yang bekerja dalam sektor informal juga tidak stabil sehingga mereka harus bekerja lebih lama untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Permasalahan Keluarga

Dalam siklus kehidupan keluarga terdapat tahapan yang berurutan hingga  di dalam masing- masing tahapan perkembangannya, keluarga mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi untuk mencapai tahapan perkembangan selanjutnya. Dalam rangka memenuhi tugas tersebut, keluarga membutuhkan sumber daya untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga salah satunya dengan memperoleh pendapatan. Keluarga dengan suami istri bekerja adalah hal yang sering kita temui saat ini, baik karena alasan ekonomi, cita-cita, keinginan pribadi, atau bahkan hanya untuk mengisi waktu luang. Permasalahan keluarga bervariasi di setiap tahapannya termasuk keluarga dengan suami istri bekerja. Dan dalam menghadapi permasalahan- permasalahan tersebut dibutuhkan manajemen stres yang baik. Manajemen stres merupakan kemampuan penggunaan sumber daya manusia untuk mengatasi gangguan kecemasan dan emosi yang muncul karena persepsi (Rahmawati et al. 2021).

Permasalahan yang sering dihadapi oleh keluarga adalah kesejahteraan keluarga. Menurut Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pasal 1 ayat 11, kesejahteraan keluarga adalah kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik dan materil guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin.


Menjaga Komunikasi dalam Keluarga

Pada penelitian Sunarti, Rizkillah, dan Muktiyah (2014) ditemukan bahwa istri bekerja akan berdampak mengalami konflik yang mengganggu keluarga daripada konflik keluarga mengganggu kerja. Artinya, jika istri bekerja konflik yang dialami adalah konflik kerja yang akan mengganggu keluarga. Akan tetapi Hal tersebut terjadi apabila istri lebih banyak menggunakan waktunya untuk bekerja dibandingkan dengan menghabiskan waktu bersama keluarga. Hal ini terjadi karena komunikasi dan pertemuan antara suami dan istri yang bekerja semakin berkurang. Sedangkan pada suami istri tidak bekerja masih memperhatikan waktu bersama lebih sehingga terjalin komunikasi dan pertemuan lebih. Istri bekerja karena tuntutan untuk keperluan anak yang harus dipenuhi. Dalam mengelola stress, keluarga suami istri bekerja ini dengan melakukan relaksasi sebelum dan setelah bekerja, dan komunikasi terbuka dengan suami.

  1. Variabel komunikasi 

Komunikasi antar pribadi suami istri sangat penting khususnya dalam membuat kesepakatan pembagian peran dalam keluarga, seperti yang diteliti oleh (Setiawan, 2021) melalui studi literatur. Adanya penerimaan serta kesepakatan antara hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan juga perlu dibicarakan secara jelas sebelum semuanya dijalankan dalam kehidupan berumah tangga. Dengan adanya pola pengaturan kesepakatan pembagian peran dalam berkeluarga dan upaya untuk meluangkan waktu untuk quality time, maka diharapkan kualitas komunikasi antar pribadi antara suami dan istri dapat tetap terjaga. 

  1. Variabel Kesejahteraan Subjektif 

Berdasarkan hasil wawancara beberapa narasumber, diketahui bahwa biasanya suami istri bekerja dengan suka rela tidak ada tekanan dari pihak manapun, alasan lain istri bekerja karena membantu suami untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, beberapa juga karena hobi secara material terpenuhi. 

  1. Variabel Kesejahteraan Sosial 

Berdasarkan hasil wawancara beberapa narasumber, setelah menikah pun suami istri yang bekerja biasanya masih mengikuti kegiatan sosial yang diadakan di masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa suami istri bekerja tidak menghambat interaksi keluarga dengan masyarakat.

  1. Interaksi Suami-Istri

Meskipun suami istri, keduanya bekerja tetapi biasanya suami istri tetap menyempatkan berinteraksi dan saling tukar cerita. Hal ini mengindikasikan bahwa pekerja sosial dapat menyampaikan sesuatu yang diharapkan dengan cukup baik kepada pasangan dan akan menyebabkan semakin tinggi interaksi suami-istri yang mendorong tingginya kualitas perkawinan. 

  1. Kualitas Perkawinan 

Keharmonisan komunikasi antara pekerja sosial dan pasangan tergolong baik dan akan menyebabkan semakin tinggi interaksi suami-istri yang mendorong tingginya kualitas perkawinan. Meningkatnya kualitas perkawinan juga mengindikasikan meningkatnya kesejahteraan keluarga. 

Manajemen Stres dan Kesejahteraan Keluarga

Peran yang dijalankan suami istri bekerja di pedesaan memiliki banyak faktor yang mempengaruhi mulai dari cita-cita, ekonomi, ataupun mengisi waktu luang. Tetapi peran ganda yang dilakukan istri dapat menimbulkan stres jika tidak mampu menyeimbangkan urusan pekerjaan dan rumah. Manajemen stres dan kesejahteraan keluarga menjadi hal yang perlu diperhatikan baik dari keperluan anak hingga variabel-variabel yang menjadi dasar keluarga. Maka terdapat beberapa saran bagi keluarga dengan suami-istri bekerja.

  1. Untuk suami bekerja

Suami yang berperan sebagai kepala keluarga mempunyai tanggung jawab besar atas seluruh anggota keluarganya. Walaupun istri dengan senang hati membantu mencari nafkah, perhatikan kesehatan, keharmonisan, dan komunikasi yang terjalin dengan baik. Hal tersebut berpengaruh pada hubungan suami istri dan juga anak. Luangkan waktu bersama keluarga sesibuk apapun dalam mencari rezeki. Membagi tugas/pekerjaan juga akan sangat membantu dalam berbagi peran sebagai orang tua.

  1. Untuk istri bekerja 

Istri yang berperan sebagai seorang ibu rumah tangga dan pencari nafkah bukanlah hal yang mudah menjalankan dua peran tersebut. Mungkin para ibu bekerja berdasarkan minat yang dimiliki, namun hal itu muncul atas dasar kebutuhan finansial keluarga yang masih harus dicukupi. Mengambil jeda disela-sela kesibukan bekerja dengan pergi bersama sahabat, menghabiskan waktu mengobrol dengan anak, atau liburan berdua dengan suami adalah hal yang bisa dilakukan untuk menghindari hal-hal buruk yang tidak diinginkan dalam kehidupan berumah tangga.

  1. Untuk anak

Anak dari suami-istri bekerja memerlukan perhatian dan pendampingan yang ekstra. Sebagai seorang anak hendaknya kita mawas diri untuk selalu mendoakan dan membantu orang tua, sesederhana dengan menjalankan tugas pokok seperti belajar dengan giat dan berprestasi. Menghindari pergaulan bebas dan waktu luang yang digunakan tanpa ada manfaat karena hanya akan membawa pengaruh buruk baik saat ini maupun di masa yang akan datang.

4. Untuk rumah tangga

Dalam lingkungan rumah tangga sebagai suami istri hendaknya mengatur pola stres dan kesejahteraan keluarga sehingga efektif pola komunikasi dapat terbentuk dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun