Riau, Indonesia - Di tengah laju modernisasi dan arus globalisasi yang semakin tak terbendung, budaya-budaya lokal semakin jauh tertinggal dan digantikan dengan budaya populer. Budaya lokal yang menjadi identitas masyarakat posisinya menjadi kian lemah karena generasi muda lebih menggandrungi budaya asing tanpa mengindahkan kekayaan budaya sendiri.
Dalam survei yang dirilis melalui Jurnal Isu dan Inovasi Pendidikan baru-baru ini, ditemukan fakta bahwa pada tingkat sekolah dasar partisipasi siswa dalam kegiatan seni tradisional atau acara budaya terbilang rendah. Hal ini menunjukkan penurunan minat siswa terhadap budaya lokal.
Kegiatan kebudayaan seperti tari daerah, lagu daerah permainan tradisional, atau pakaian khas daerah sekarang kurang diminati oleh generasi muda. Generasi muda lebih tertarik pada tren-tren modern, seperti musik populer atau mode pakaian luar negeri. Akibatnya, budaya lokal kurang relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Dominasi budaya asing yang dianggap lebih modern menjadi tantangan besar dalam melestarikan budaya lokal. Paparan dari media sosial sangat berpengaruh terhadap pembentukan persepsi generasi muda mengenai budaya. Semakin sering mereka terpapar pada tren yang tidak menunjukkan jati diri bangsa maka semakin kecil kemungkinan mereka dapat mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya kita.
Budaya adalah jati diri dan cerminan suatu bangsa. Budaya yang menjadi pembeda antara satu bangsa dan bangsa yang lain. Hilangnya minat generasi muda pada budaya adalah kondisi yang sangat memprihatinkan dan perlu mendapat perhatian.
Masa depan dari keberlangsungan budaya-budaya lokal ada di tangan generasi muda. Jika mereka enggan untuk melestarikan karena menganggap budaya lokal bukan bagian dari mereka maka besar kemungkinan tidak ada regenerasi untuk melestarikan budaya Indonesia.
Gaung Suara Syair yang Tertelan Sunyi
Salah satu budaya lokal khas masyarakat melayu adalah Syair. Syair merupakan bagian dari puisi klasik yang terdiri dari empat baris berakhiran a-a-a-a. Syair masuk ke dalam masyarakat melayu beriringan dengan perkembangan Islam di Riau. Orang tua Melayu di masa lampau menjadikan syair sebagai kebanggaan Melayu.
Dalam khazanah budaya Melayu, syair memegang kedudukan penting. Bentuk sastra ini menggambarkan kehalusan budi pekerti, ketinggian akhlak dan sopan santun, serta nilai-nilai hakiki yang menjadi acuan masyarakat Melayu. Masyarakat Melayu memandang ungkapan sebuah hal yang penting. Keahlian orang Melayu dalam merajut dan merangkai ungkapan sudah lama dikagumi.
Syair pada umumnya menceritakan kisah romantis, ajaran agama peristiwa sejarah, dan lain sebagainya. Di masa lampau syair dijadikan media untuk memperkenalkan sejarah. Tidak hanya itu, syair juga bisa berbentuk nasihat atau petuah yang diturunkan oleh orang tua ke anak agar bersuritauladan yang baik. Â