Mohon tunggu...
Alfiansyah_senja
Alfiansyah_senja Mohon Tunggu... Buruh - Penulis artikel, foto, dan traveling

Lahir dan besar di kota Balikpapan. "Setiap Malam adalah Sepi" adalah novel perdana yang berhasil dicetak lewat proyek indiependent. Novel ini bercerita tentang kehidupan urban seorang pekerja yang bekerja di malam hari di Kota Balikpapan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Marepe' Biji Kemiri (Kisah dari Tanah Adolang dan Deking, Bagian Pertama)

18 November 2019   19:46 Diperbarui: 18 November 2019   19:49 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marepe' adalah alat bantu dari bambu yang dihaluskan, kemudian disimpul seperti pita. Simpulan bundar itulah yang diikat menggunakan tali rafia agar simpulnya tidak berubah.

Lubang pada simpulan mesti mampu menampung biji kemiri. Biji kemiri ditaruh di lubang, marepe' diayun, diantupkan di batu yang beralas datar. Tass. Seperti bunyi letosan leduman, permainan tradisional dari bambu itu. Namun bunyi yang dihasilkan tidak nyaring seperti leduman. Kulit kemiri yang keras pecah. Isi kemiri yang bewarna putih langsung "diamankan" ke dalam karung.

Dokpri
Dokpri
Aslinya, buah kemiri seperti bola kasti, namun diameternya agak kecil. Isinya berlapis-lapis. Lapisan pertama begitu lunak karena bercampur dengan serat. Dan terakhir agak keras, dan itu mesti mendapatkan penanganan spesial, seperti yang saya ceritakan sebelumnya.

Aldy mengungkapkan, sebelum mengambil isi kemiri, pertama-tama kemiri harus dijemur seharian, dipanggang satu malam dari jam 18.00 - 06.00. Bahan untuk memanggangnya pun memakai kulit kemiri. Setelah dibakar, didiamkan, lalu direndam air.

"Ada caranya sendiri untuk melepaskan kulitnya. Kalau tak lihai, bisa-bisa isi kemiri ikut rusak (hancur). Jika tak terlalu hancur, masih bisa diambil. Sebenarnya, ada beberapa faktor, pertama, karena suhu memanggang kemiri masih kurang. Itu yang membuat kemiri di samping tak masak, juga kulit dan isi kemiri masih menyatu," ujar Aldy.

Dokpri
Dokpri
Kemiri dijual per kilogram. Harga kemiri yang belum dikupas Rp. 8.000/kilo dan yang sudah dikupas Rp. 35.000/kilo. Namun harganya kadang berubah. Bisa lebih mahal atau murah. Biasa, kemiri tersebut dijual ke pasar atau penadah.


"Pembeli biasa ke sini dan ada juga yang langsung di bawa ke gudang di Makassar. Dan mengenai berapa kemiri yang dihasilkan pada satu pohon, itu tergantung. Ada yang bisa menghasilkan lima pikul (1 pikul 60 kg), kadang lebih dan kurang.

Jika musim kemiri, begini saja yang kita lakukan. Tapi kalau bukan musimnya, biasa kita berkebun, cari makanan kambing, atau mengerjakan apa yang dikerjakan," tuturnya.

Siapa yang mengumpuli biji kemiri ini?
"Nanti di jalan akan ditemui pemikul biji kemiri," katanya.

Anak Sekolah

Dokpri
Dokpri
Anak sekolah yang dibonceng om saya tiba-tiba melepas sepatu dan sedikit menggulung lengan bajunya. Ia mengambil marepe', dan ikut membuka kulit kemiri. "Begini memang kerjaan kami di sini," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun