Mohon tunggu...
Alfiansyah Syah
Alfiansyah Syah Mohon Tunggu... Warga Negara Indonesia -

Penikmat Senja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indieka UKM Semu, Gairah Muda dan Malam Minggu

25 Desember 2018   00:51 Diperbarui: 25 Desember 2018   01:31 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum menutup bulan Desember 2018, malam Minggu, tepatnya tanggal 22 Desember 2018, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni dan Musik (Semu) Universitas Balikpapan mengadakan acara Indieka, akronim dari Indie Kampus, di mana acara tersebut menghadirkan live musik, pembacaan puisi dan teater secara terbuka dan gratis, di halaman parkir Universitas Balikpapan.

Saya sendiri datang dengan bersama Bang Onoy (lengkapnya Agustinus Wahjono), yang kebetulan baru datang dari Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dia datang membawa oleh-oleh beberapa buku untuk saya dan lagi-lagi tahun ini menerbitkan 5 buku. 2 buku kumpulan cerpen, 1 buku kumpulan artikel utama di Kompasiana, dan 2 buku kumpulan puisi. Hal yang membuat saya Sangat iri. Buku-buku yang dia cetak, edit, dan terbitkan sendiri, dijual di samping panggung dan  diberi harga mahasiswa Rp.30.000,00 -- Rp.40.000,00.

Pukul 20.05 Wita saya tiba di tempat acara. Saya terkesan dengan panggung yang ditata artistik, di mana panggungnya tidak terlalu besar namun nyaman dipandang mata. Ukuran panggung sekitar 2x5 meter, dihiasi lampu kecil warna-warni, di empat sudutnya telah ditancap bambu, atasnya digantung awan-awan buatan terbuat dari kapas dan ada burung origami, serta di belakang panggung ada beberapa tempat duduk kotak dicat warna-warni yang dibentuk segitiga. Penonton yang datang duduk lesehan bersama, sembari menikmati singkong yang telah disediakan panitia. Untung saja malam begitu bersahabat. Sampai acara selesai, tidak turun hujan dan bahkan terang bulan.

Sekitar jam 20.30 Wita, acara baru dimulai dengan penampilan band akustik yang dimainkan oleh anggota baru UKM Semu. Selanjutnya, soloist kawan dari luar kampus yang tampil, menyanyikan lagu Iwan Fals dan Dewa 19. Lagu-lagu kenangan era 90-an memang tidak akan mati ditelan zaman.

Selain acara ini menjadi agenda tahunan UKM Semu, namun acara ini juga menyambut anggota yang baru saja dikaderisasi pada awal Desember 2018, sekaligus mereka menampilkan teater musikalisasi puisi "Sisa Jantung di Tanah Borneo", yang dulunya pernah ditampilkan di halaman Gedung Dome, pada acara Pekan Raya Balikpapan, 22 November 2014.

Dulu, ketika saya masih aktif ber-UKM, UKM Semu mempunyai empat divisi, yakni Divisi Musik, Divisi Teater, Divisi Paduan Suara, dan Divisi Jurnalistik. Jadi, semua divisi mempunyai peran andil dalam pertunjukan. Ada pemain musik, pembaca puisi, tari tradisonal, teater, dan paduan suara.

Tapi saya menyayangkan, dalam penampilan tersebut, tidak ada pemain suling dan sape' (alat musik tradisonal suku Dayak). Padahal, dengan hadirnya suara suling dan sape', yang terdengar akan lebih natural, lebih sugesti, dan mengalir. Namun saya salut dengan konsistensi kawan-kawan dari UKM Semu yang menampilkan "Sisa Jantung di Tanah Borneo", yang intinya mengingatkan kembali bahwa kita, sebagai manusia, harus mencintai dan menghargai alam dan seisinya. Ke depan, saya yakin jika kalian tetap konsisten, kalian pasti dapat tampil lebih baik lagi.

Dokpri
Dokpri
Kuliah Tak Melulu Duduk di Kelas

Malam itu juga saya ingat, bagaimana saya adalah anggota UKM Semu angkatan tahun 2012 dan lulus kuliah di tahun 2015. Banyak pelajaran yang saya petik selama ber-UKM. Intinya, yang pasti menjaga persahabatan dan konsistensi, bagaimana mencintai hidup dan bersosial pada sesama, tanpa mesti ada perbedaan yang saling menghalangi.

Tidak hanya kuliah dan menyesal nasib, kenapa saya kuliah di Uniba dan itu-itu saja dilakukan. Datang kuliah dengan wajah yang kurang bersemangat, duduk di kelas, mendengarkan dosen menyampaikan materi perkuliahan, atau di-PHP-in dosen karena tidak masuk kelas, nongkrong di kantin, omong kosong dengan sesama, tertawa dan bercerita seperlunya, melamun di kelas, ikut-ikutan ketawa karena menghargai kelucuan teman bercerita, pulang kuliah dengan keadaan masih gelisah : kenapa hidup seperti ini, tidak ada warna dan sensasi. Huh, sungguh terlalu.

Untung saja ada UKM Semu. Jadi saya tidak hanya kuliah dan kuliah. Lebih tepatnya, di UKM Semu, saya banyak melakukan banyak hal, salah satunya adalah omong kosong, omong kosong dan omong kosong yang bermartabat. Seminggu selalu saja ada rapat, bahas apalah dan bagaiamana. Ada saja masalah di internal, rapat persiapan acara musik, teater, atau remeh-temeh lainnya, yang membuat saya kadang mesti bermalam di sekertariat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun