Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hai Milenial, Hati-Hati dengan Rekam Jejak Digitalmu

17 Desember 2021   11:59 Diperbarui: 17 Desember 2021   22:13 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengguna media sosial.| Sumber: businessinsider.com via Kompas.com

Dua cerita yang saya sajikan di awal saya pikir cukup menggambarkan bagaimana media sosial itu bila tidak bijak dalam penggunaannya dapat menjadi bumerang.

Namun saya tidak ingin membatasi pembahasan (baca:warning) ini hanya sebatas di media sosial saja. Tetapi seluruh aktivitas di ranah digital. Termasuk Youtube dan aktivitas di blog seperti Kompasiana. Intinya seluruh aktivitas yang akan merekam jejak kita di ranah digital.

Rekam jejak digital itu akan sulit dihapus. Semua hal yang pernah kita tulis, baik atau buruk akan terekam selamanya. Historisnya juga bisa digali. Ketika anda mem-posting sesuatu di ranah digital, semua orang akan bisa membaca. Baik yang dikenal maupun tidak. Orang bisa menarik kesimpulan apapun terhadap apa yang anda posting. 2 hal, pro dan kontra itu akan selalu ada. Dan itu diluar kendali kita.

Dalam kaitannya dengan dunia kerja, seperti yang sudah saya ceritakan di awal artikel, rekam jejak digital itu kini sudah seperti menjadi "CV" Anda. Banyak perusahaan yang sudah menerapkan kebijakan “intip” medsos dalam proses rekrutmen. 

“Intip” medsos bahkan bisa menjadi salah satu aspek dalam penilaian kinerja karyawan. Ini dimasukkan dalam poin “attitude”. Segitunya ya? Sayangnya demikian. Maka jangan sampai Anda sudah mati-matian menjadi sumber daya manusia yang unggul, memiliki kompetensi yang bagus, hanya gara-gara rekam jejak digital yang buruk Anda jadi tidak dilirik.

Lalu dalam kaitannya dengan relasi bisnis, dalam bisnis tentu saja selalu akan mencari orang yang dapat dipercaya. Maka orang biasa kepo dengan melihat aktivitas calon relasi bisnis di media sosial untuk melihat kepribadian orang. Apakah orang ini bisa dipercaya, bagaimana rekam jejaknya.

Memang baik buruknya kepribadian orang tidak bisa dilihat hanya dari medsos. Tetapi sekali lagi, aktivitas kita di ranah digital bisa diketahui semua orang dan orang bisa membuat kesimpulannya masing-masing tanpa bisa kita kendalikan. 

Sebagian orang mungkin masa bodoh dengan ini. Masa bodoh dengan penilaian orang lain. Tetapi kalau sudah berpengaruh pada karier, pada masa depan, pada impian dan harapan, apakah masih juga akan masa bodoh?

Karena itu bijaklah dalam beraktivitas di ranah digital.

Referensi tambahan: kompas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun