Aku merengkuh keheningan malam dalam ruang kosong yang kunamai ketakutan. *Jelaga menemani jemari yang hanya mengetuk-ngetuk nisan namun enggan menari.
Riuh bunga malam berbincang tanpa kuketahui apa makna dari setiap bulir kata yang mengalir keluar. Pun demikian dengan nyanyian gagak yang terus menyeruak menyingkap tabir getir *geguritan yang bersenandung. Ujung dari keseluruhannya merampas *wira, merenggut tabah, lalu melahirkan cemas
Aku takut, aku sangat takut..
Dikejauhan hanya tampak dimensi kecil dari bulan yang sayu. Ia tertutup dengan helai awan yang peragu. Sebuah mendung yang tak berarti hujan.
Berapa lamakah lagi cawan ini akan berlalu? Pria ini bagaikan bongkahan batu getas yang mudah pecah tanpa harus mengenakan palu. Lemah, takut, tanpa daya. Sembunyi dibalik lisan yang terus-menerus berkata, "Aku baik-baik saja".
*Jelaga: butiran arang yang halus dan lunak yang terjadi dari asap lampu dan sebagainya berwarna hitam (KBBI)
*Geguritan: puisi / sajak yang disenandungkan
*Wira : berani (dalam bahasa Sansekerta)