Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Puluhan Ide Berkecamuk di Kepala, Bagaimana Cara Menuangkannya?

10 Juli 2021   08:00 Diperbarui: 10 Juli 2021   08:03 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ide di kepala. Gambar: johnhain dari Pixabay

Salah satu cara untuk mengatasi kecemasan adalah dengan tetap memelihara hobi. Menulis itu adalah hobi.  Hobi menulis menghasilkan sebuah karya literasi. Dengan demikian, menulis juga suatu seni. Bermain dalam taman seni dibutuhkan imajinasi yang kaya. Imajinasi itu kemudian lahir menjadi sebuah ide.

Nah, adakalanya ide itu sulit didapat. Ini yang sering terjadi. Untuk kasus seperti ini, saya pernah menulis sebuah artikel tentang cara simpel mendapatkan ide menulis di Kompasiana. Bagi yang ingin membacanya sila kunjungi tautan berikut.

Namun tak serta-merta ide di kepala itu habis. Malahan ide terkadang datang beramai-ramai hingga bergelayut di kepala laksana kelapa muda hijau yang ranum. Belum terlalu matang, tetapi sudah siap untuk dipanen menjadi segelas minuman yang berkhasiat. Bagaimana cara memanennya?

Kamu mungkin memiliki sejuta ide. Namun bila kamu tidak lihai mengeksekusi maka ide hanya akan terus menjadi ide to? Ia tak akan pernah bisa menjadi suatu hal yang nampak serta dapat dinikmati. Ide itu bukan layaknya mumi yang diawetkan. Kamu harus membuatnya kasat mata. Bagaimana mengeksekusi sebuah ide? Coba kita ulas. Tentu ini adalah versi saya. Versi kamu mungkin lain. Dalam tulisan ini tentu saja bagaimana mengeksekusi ide menjadi sebuah tulisan ya.

1. Minimum tuliskan ide menjadi sebuah judul tulisan

Menulis judul tulisan itu gratis bukan? Apalagi menulisnya di media sekaliber Kompasiana. Ntar juga masih bisa diedit lagi kok. Terkadang memang ide itu datang begitu saja. Lagi asyik meeting, ide datang. Lagi di jalan ngeliat orang jualan eh timbul ide. Lagi main kerumah calon gebetan, lha kok tiba-tiba nongol ide. Intinya, sering ide itu muncul di waktu yang kurang tepat. Maka supaya tidak lupa, minimal tulislah kedalam bentuk judul.

Mari ambil contoh. Kamu lagi main kerumah tetangga yang lagi nonton Sinetron Ikatan Cinta. Tiba-tiba muncul ide. Tulis saja judulnya dulu bila belum sempat nulis. Misalnya: Ikatan Cinta, Sinetron yang Digandrungi Mama Muda.

2. Tulis pokok-pokok pikirannya

Bila sudah ada waktu, teruskan judul tersebut. Tuliskan pokok-pokok pemikiran yang hendak disampaikan. Pokok-pokok pikiran merupakan garis besar dari tulisanmu. Ia seperti alinea-alinea yang akan menyusun artikelmu nanti.

Saya ingin ambil contoh meneruskan dari judul diatas. Pokok pemikirannya kira-kira begini.

Pokok pikiran #1: Ikatan Cinta menjadi pilihan utama para mama muda

Pokok pikiran #2: Ikatan Cinta mengalahkan drama Korea

Pokok pikiran #3: Menurut tetangga saya, kegantengan Arya Saloka melebihi Song Joong Ki dan Kim Jong Un.

Pokok pikiran #4: Para mama muda ingin punya anak mirip Arya Saloka.

3. Berikan gambar cover depan untuk artikelmu sesuai dengan tema penulisan

Mungkin kamu belum sempat menyelesaikan artikel karena kesibukan. Terang saja untuk sementara kamu akan meninggalkannya. Nanti kalau sudah ada waktu akan diteruskan lagi. 

Nah supaya gregetmu tidak hilang dan membantu ide itu tertancap di kepala, berikan gambar pada cover depan yang mewakili topik yang ingin dibahas. Carilah yang paling tepat sehingga gambar tersebut menjadi seperti sebuah memori bagimu. Pengalaman saya sih ini cukup membantu.

Mari ambil contoh gambar cover yang tepat untuk artikel Ikatan Cinta diatas.

Pesona Arya Saloka yang kata mama-mama muda melebihi Song Joong Ki. Gambar: tribunnews.com
Pesona Arya Saloka yang kata mama-mama muda melebihi Song Joong Ki. Gambar: tribunnews.com

4. Brainstorming

Ketika idemu timbul, judul artikel sudah ditentukan, pokok-pokok pikiran sudah tersedia, cobalah untuk brainstorming alias tukar pikiran dengan orang lain. 

Barangkali orang itu bisa memperkaya tulisanmu. Tak melulu dengan orang dibidang penulisan, siapapun bisa. Sama bapak-bapak penjual kopi keliling pun bisa. 

Contoh simpel saya akan coba membuat alinea dari pokok pikiran dan brainstorming. Mari simak. Contoh paragraf dari pokok pikiran#1.

"Sinetron ikatan cinta kian menjadi favorit bagi para mama muda. Sinetron ini sukses menghipnotis para mama muda untuk larut dalam kesedihan yang dirasakan oleh Andin dan Aldebaran. Tetapi ternyata tidak hanya mama muda, bapak-bapak penjual kopi keliling pun banyak mengidolakan sosok Andin."

5. Gunakan segala macam media untuk berimprovisasi

Ada begitu banyak media yang bisa dipakai untuk berimprovisasi. Mulai dari media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter. Lalu kanal-kanal berita. Hingga media blog Kompasiana. 

Media fiksi seperti novel, cerpen, dan puisi pun bisa dipakai untuk berimprovisasi. Jangan lupakan juga buku-buku yang dapat dipakai sebagai literatur. Media-media ini biasanya cukup membantu ketika kita hendak berimprovisasi.

Ayo, jangan biarkan ide hanya berkecamuk di kepala. Segera tuangkan agar menjadi karya. Semoga bermanfaat.

Catatan: Aslinya saya belum pernah nonton sinetron Ikatan Cinta. Jadi mohon maaf bila contohnya kurang sesuai dengan faktanya, hehehe...

Akan tetapi seluruh poin dituliskan dengan seksama dan tulus berdasarkan pengalaman penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun