Namun apa boleh buat, karena neraca keuangan perusahaan dari bulan ke bulan sudah minus. Artinya biaya operasional lebih tinggi dari omzet. Ini adalah krisis terburuk bahkan lebih buruk keadaannya dibanding dengan krisis moneter 98 lalu. Bulan Agustus ini posisi sales / penjualan masih sangat lemah sehingga tidak ada cara lain lagi. Pil pahit harus ditelan.
Kondisi Ekonomi Memprihatinkan
Kondisi perekonomian memang sedang ngeri-ngeri sadap imbas dari terjangan virus covid-19. Pada kuartal dua ini pertumbuhan ekonomi diprediksi akan minus. Tidak heran minus karena kondisi real dilapangan banyak lini usaha yang colaps. Perusahaan-perusahaan tidak sedikit yang berguguran.Â
Mulai dari merumahkan karyawan hingga menutup tempat usaha. Tidak hanya skala kecil saja, yang skala besar pun terimbas. Disini sangat dilematis. Disatu sisi, pemerintah harus menjaga penyebaran virus dengan mengurangi aktifitas ekonomi.Â
Disisi lain, bila pabrik berhenti beroperasi maka konsekuensinya bisa dipastikan jumlah pengangguran terbuka akan bertambah akibat dampak dari gelombang PHK. Kartu pra kerja atau apapun itu yang dijadikan program anti krisis tidak mampu menggantikan penghasilan bulanan masyarakat.Â
Bisnis harus berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat
Maka mau tidak mau roda ekonomi harus berputar dengan protokol kesehatan yang ketat. Sebagai contoh penerapan protokol kesehatan yang dijalankan ditempat kerja adalah sebagai berikut:
1. Setiap karyawan yang hadir disemprot dengan desinfektan dalam Chamber.
2. Cuci tangan sesering mungkin menggunakan sabun yang disediakan oleh perusahaan
3. Cek suhu badan, maksimal 37,3 derajat Celsius.
3. Memakai masker. Perusahaan memberikan masker kepada karyawan.