Mohon tunggu...
Alfian Syarif Hidayatullah
Alfian Syarif Hidayatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dibuat hanya untuk memenuhi tugas kuliah jurnalistik

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, NIM: 20107030077, hobi: menjelajah ilmu pengetahuan Tuhan yang tak terbatas.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pendakian Gunung Sumbing, Menyambangi Kepingan Surga di Atas Awan

25 Juni 2021   09:02 Diperbarui: 27 Juni 2021   11:50 1401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Medan pendakian berupa tanah kering (dokpri)

Setelah menyusuri hutan, melintasi pos 1 dan Camp Plalangan, kami pun sampai di area lapang yang luas. Tak terasa kami telah sampai di area sabana Bowongso yang terkenal indah. Di sini juga terdapat spot mata air yang bisa diambil untuk mengisi botol kami yang telah kering. Kami terus bergerak naik hingga pukul 14.59 sampai di Pos Bogel, spot yang sangat strategis untuk berfoto dengan latar sabana Gunung Sumbing. 

Sabana Gunung Sumbing jalur Bowongso (dokpri)
Sabana Gunung Sumbing jalur Bowongso (dokpri)

Pukul 16.35 kami mendirikan tenda di Camp Gajah dan sekali lagi kami dibuat takjub dengan lautan awan dibalut sinar mentari yang sebentar lagi tenggelam beserta siluet gagah dari Gunung Sindoro yang menyembul di atas awan. Sungguh berasa seperti mimpi! Saya hampir tidak percaya dengan pemandangan yang saya lihat.

Dunia di atas sini serasa terpisah dengan dunia dibawah. Keindahan yang yang luar biasa dan hanya bisa didapatkan jika kami berada diatas awan. Kesekian kalinya saya kembali bersyukur dapat melihat dan menikmati pemandangan ini.

Mendirikan tenda di Camp Gajah (dokpri)
Mendirikan tenda di Camp Gajah (dokpri)

Keindahan yang disuguhkan tak berhenti disini, malamnya cuaca yang sangat cerah menyuguhkan ribuan bintang di langit. Kota Wonosobo juga terlihat dari kejauhan. Namun paginya kami harus bersiap untuk Summit pukul 02.00 kami pun beristirahat.

Paginya dengan dingin menusuk dan kantuk yang luar biasa kami mendaki puncak Sumbing. Berbekal minum seadanya dan penerangan dari senter dan sinar bulan kami bergerak perlahan menuju puncak. Setelah sekitar 4 jam berjalan akhirnya bau belerang mulai tercium.

Hingga akhinya sampailah kami di bibir kawah dengan semburat merah dari cahaya mentari di kejauhan. Ketika matahari terbit kami bergerak menuju puncak Rajawali, titik tertinggi Gunung Sumbing dengan ketinggian 3771 meter di atas permukaan laut. Kami juga bergerak menuju kawah untuk menghilangkan rasa penasaran kami. Setelah merasa puas dengan petualangan kami dan bekal yang semakin menipis, maka pada pukul 09.30 kami menuruni gunung.

Pemandangan dari puncak Gunung Sumbing
Pemandangan dari puncak Gunung Sumbing

Kami beristirahat di tenda sambil bersiap pulang, kami kemudian berberes dan membongkar tenda. Pukul 15.00 kami sampai di camp Plalangan kami menghabiskan logistik, sholat dan kembali berjalan turun. Kami tiba di basecamp pada waktu maghrib. Kami pun kembali ke rumah masing-masing.

Bagi saya pribadi pendakian ini adalah yang paling berkesan bagi saya. Dimana pedakian ini tidak diburu oleh padatnya waktu. Pendakian ini juga penuh dengan rasa kebersamaan. Cuaca yang cerah serta pemandangan yang indah pun turut memperdalam kenangan pendakian ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun