Sebagai penutup, dunia pasca-modern, dengan segala kebebasan digitalnya, menghadirkan ruang ambigu tempat penyimpangan bisa tumbuh subur. Ketika masyarakat gagal memberi makna dan arah, ketika institusi melemah dan kepercayaan runtuh, maka perilaku menyimpang menjadi saluran entah untuk pelarian, pemberontakan, atau eksistensi. Dan kelompok seperti Fantasi Sedarah adalah tanda bahwa batas-batas “normal” tidak lagi dihormati, bahkan dieksploitasi demi sensasi atau pengakuan. Inilah realitas sosial kita hari ini ketika penyimpangan tak lagi hanya menyimpang, melainkan terorganisasi, terkomunikasikan, dan kadang, diterima. Di titik ini, sosiologi tak hanya memberi penjelasan, tapi juga peringatan, jika kita tak menguatkan kontrol sosial, pendidikan nilai, dan ruang dialog publik, maka penyimpangan bisa menjadi pola, bukan pengecualian.
Rujukan utama:
Hisyam, Ciek Julyati. Perilaku Menyimpang: Tinjauan Sosiologis. Jakarta: Bumi Aksara
https://www.sosiologi79.com/2018/06/max-weber-rasionalisasi-di-dalam.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI