Mohon tunggu...
Alfian WahyuNugroho
Alfian WahyuNugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pandangan Filsafat terhadap Komunikasi Tidak Langsung yang Menjadi Realitas Sosial di Masyarakat pada Masa Covid-19

24 Mei 2022   10:30 Diperbarui: 18 September 2022   14:12 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Komunikasi tidak langsung merupakan proses dari suatu komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung alias memerlukan bantuan alat komunikasi yang fungsinya sebagai media komunikasi. Komunikasi tidak langsung ini umumnya menggunakan media perantara sebagai penghantar pesan atau informasi agar sampai ke komunikan atau penerima pesan. Dengan demikian, komunikasi tidak langsung ini tidak berlangsung begitu saja alias dengan tatap muka secara langsung, melainkan perlu adanya alat media komunikasi dalam berkomunikasi. Sehingga, komunikasi tidak langsung ini umumnya digunakan dalam berkomunikasi jarak jauh. 

Komunikasi tidak langsung tentunya membutuhkan media-media komunikasi tersebut untuk dapat berkomunikasi. Lalu jarak komunikasi, komunikasi tidak langsung tidak mengenal jarak. Saat masa pandemi Covid-19, komunikasi tidak langsung sudah menjadi suatu hal yang "normal". 

Sekarang masyarakat berkomunikasi dengan menggunakan media seperti penggunaan telepon, surel, aplikasi videocall dan lain sebagainya. Media tersebut digunakan sebagai proses komunikasi yang sudah umum saat ini, baik digunakan untuk berkomunikasi baik antarpersonal, antarkelompok maupun personal dengan kelompok seperti sekolah, bekerja, beraktivitas, bahkan melakukan perayaan dengan menggunakan media komunikasi sebagai perantara dan lain sebagainya.

Komunikasi Tidak Langsung Sebagai Realita Sosial Masyarakat Sekarang

Realitas sosial merupakan fakta atau kenyataan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Peter Berger dan Thomas Luckman, realitas merupakan kualitas yang berhubungan dengan fenomena yang kita anggap berada di luar kemauan kita (sebab ia tidak dapat dienyahkan). Lalu, Emile Durkheim menjelaskan realitas sosial merupakan cara bertindak, apakah tetap atau tidak, yang dapat menjadi pengaruh/hambatan eksternal bagi seorang individu. 

Berarti bahwa fakta sosial ialah cara berpikir, bertindak, dan perasaan yang berada di luar individu dan dibentuk sebagai pola pada masyarakat. Realitas sosial juga disebut sebagai kontruksi sosial yang dijelaskan kedalam teori sosiologi utama yiatu teori kontruksi sosial. Konstruksi Sosial atas Realitas (Social Construction of Reality) didefinisikan sebagai proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimana individu atau sekelompok individu, menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.

Teori konstruksi sosial Berger dan Luckmann mencoba mengadakan sintesa antara fenomen-fenomen sosial yang tersirat dalam tiga momen dan memunculkan suatu konstruksi kenyataan sosial yang dilihat dari segi asal-muasalnya merupakan hasil ciptaan manusia, buatan interaksi intersubjektif. 

Masyarakat adalah sebagai kenyataan obyektif sekaligus menjadi kenyataan subjektif. Sebagai kenyataan obyektif, masyarakat sepertinya berada di luar diri manusia dan berhadap-hadapan dengannya. Sedangkan sebagai kenyataan subjektif, individu berada di dalam masyarakat itu sebagai bagian yang tak terpisahkan. Dengan kata lain, bahwa individu adalah pembentuk masyarakat dan masyarakat adalah pembentuk individu. Kenyataan atau realitas sosial itu bersifat ganda dan bukan tunggal, yaitu kenyataan subjektif dan obyektif. 

Kenyataan atau realitas obyektif adalah kenyataan yang berada di luar diri manusia, sedangkan kenyataan subjektif adalah kenyataan yang berada di dalam diri manusia. Maka jika dihubungkan, komunikasi adalah suatu kenyataan, sebelumnya komunikasi langsung adalah suatu kenyataan, namun di era pandemi Covid-19 yang membuat komunikasi tidak langsung juga menjadikannya suatu kenyataan. 

Dengan begitu komunikasi tidak langsung menjadi kenyataan yang objektif sekaligus pula kenyataan subjektif. Komunikasi tidak langsung saat ini sudah menjadi realitas sosial yang sudah diterima masyarakat dan juga dijalani masyarakat selama beberapa bulan. 

Dengan begitu komunikasi tidak langsung sudah menjadi fakta sosial. Sebagai tambahan, berkomunikasi yang dahulu dengan tatap muka secara langsung sekarang menggunakan aplikasi jarak jauh atau videocall agar bisa bertatap muka. Hal itu juga menjadikan realitas sosial yang sekarang. Jadi intinya, realitas sosial sekarang dibuat oleh masyarakat itu sendiri sesuai dengan kondisi dan dinamika dalam situasi dan kondisi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun