Mohon tunggu...
ALF
ALF Mohon Tunggu... Lainnya - ~

~

Selanjutnya

Tutup

Diary

Wanita?

7 Mei 2023   20:24 Diperbarui: 7 Mei 2023   20:51 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alf foto, self service laundry

"Pokokna mah geus di siksa teh jadi leuleus kitu si lalakina teh cenah, jadi puas kitu (Pokoknya setelah di siksa tuh jadi lemas gitu lelakinya tuh katanya, jadi puas gitu)", kata wanita muda penjaga penatu kepada temannya, menggunakan bahasa sunda.

Itulah potongan kalimat dari percakapan penjaga penatu bersama kedua temannya. Masih banyak sebenarnya percakapan mereka yang saya dengar. Selama hampir 90 menit total keseluruhan waktu yang saya butuhkan untuk penatu mandiri ini, saya mendengar setidaknya 45 menit mereka saling bercerita tentang temannya, sebut saja si A.

Pada saat itu juga saya jadi teringat film "Fifty Shades of Grey", tentang pasangan masokisme dan sadisme. Ceritanya mirip, sang istri yang dibeilkan berbagai macam barang mewah, produk perawatan kulit dan tubuh yang mahal, hingga keluarga istri yang dibahagiakan oleh sang suami. Seketika itu juga saya rindu masa-masa kuliah di kelas psikologi perilaku seksual.

"Tapi percuma seteh perawatan mahal ge, eweuh aurana, sok tingali, jad teu geulis we, da beda ai ti jerona mah kasiksa mah. Urang mah mendingan lalaki gajih UMR we daripada dibahagiakeun ku duit tapi kasiksa mah (Tapi percuma perawatan mahal juga, tidak ada auranya, coba lihat, jadi gak cantik, beda kalau dari dalamnya tersiksa tuh. Aku mah lebih baik punya lelaki yang gaji UMR saja, dari pada dibahagiakan dengan uang tapi tersiksa)", kata penjaga penatu lagi kepada kedua temannya.

Cerita mereka yang mau tidak mau saya dengar mengingatkan saya kembali  bahwa wanita senang berbicara karena memang itu kesenangan dan kebutuhan mereka untuk mengeluarkan puluhan ribu kata mereka dalam sehari dan menurut Allan dan Barbara Pease dalam bukunya Why Men Don't Listen and Women Can't Read Maps ada alasan mengapa wanita terampil dan menikmati berbicara yaitu karena wanita memiliki area berbicara di kedua belahan sekaligus pada bagian otak kiri depan dan di belahan kanan.

Satu-satunya cara wanita melepaskan masalah dari kepalanya adalah membicarakan masah tersebut untuk mengungkapkannya- Allan dan Barbara Pease.


Mari para wanita kita bebicara yang baik-baik dan yang lebih bermanfaat. Salam sayang dari saya wanita yang masih terus belajar menjadi wanita yang baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun