Di era digital yang berkembang pesat, dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), harus menyesuaikan diri. Banyak guru PAUD masih menggunakan metode penilaian yang bersifat administratif, seperti mengisi kolom-kolom dokumen rutin tanpa melakukan observasi mendalam terhadap aktivitas anak secara langsung. Akibatnya, asesmen yang dilakukan cenderung umum, kurang spesifik, dan tidak dapat mencerminkan potensi serta kebutuhan individu anak. Selain itu, masih banyak guru yang belum sepenuhnya memahami indikator perkembangan anak sesuai dengan standar nasional, yang mencakup aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, seni, serta nilai agama dan moral.
Padahal, penelitian pendidikan menunjukkan bahwa asesmen yang akurat dan autentik dapat membantu guru merancang pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan potensi anak. Teknologi sudah tersedia untuk mendukung perubahan ini. Aplikasi-aplikasi sederhana seperti Google Forms, Google Drive, atau platform portofolio digital seperti Seesaw terbukti dapat meningkatkan objektivitas dan kualitas asesmen perkembangan anak. Sayangnya, banyak guru PAUD yang belum terbiasa atau tidak memiliki keterampilan untuk memanfaatkan alat-alat digital tersebut. Akibatnya, potensi teknologi dalam pendidikan belum dimaksimalkan sepenuhnya di ruang kelas PAUD.
Untuk menjawab tantangan ini, tim dosen Pendidikan Anak Usia Dini dari Universitas Negeri Malang yang dipimpin oleh Evania Yafie, S.Pd., M.Pd., PhD, bekerja sama dengan Rina Mukti Widiasih, S.Pd., Kepala TK Kemala Bhayangkari 11 Tumpang, Kabupaten Malang, menyelenggarakan pelatihan inovatif bertajuk Digital and Authentic Assessment Training. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru PAUD dalam melakukan asesmen perkembangan anak secara autentik dan berbasis teknologi. Program pelatihan ini merupakan bagian dari Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPG) dan menggunakan pendekatan Participatory Action Training, yang menekankan praktik nyata, kontekstual, dan partisipatif.
Rina Mukti Widiasih, S.Pd., Kepala Sekolah TK Kemala Bhayangkari 11 Tumpang, mengungkapkan, "Pelatihan ini sangat penting bagi kami. Selama ini, kami sering terjebak pada metode penilaian tradisional. Sekarang, dengan memanfaatkan teknologi, kami dapat membuat asesmen yang lebih objektif dan sesuai dengan perkembangan anak. Kami juga bisa melibatkan orang tua dalam proses perkembangan anak melalui laporan yang lebih mudah dipahami dan lebih transparan." Evania Yafie, S.Pd., M.Pd., PhD, Ketua Peneliti dari Universitas Negeri Malang, menambahkan, "Penggunaan teknologi dalam asesmen memberikan data yang lebih terukur dan transparan. Alat digital memungkinkan guru untuk memantau perkembangan anak dengan lebih mudah dan membuat keputusan yang lebih tepat dalam pembelajaran. Selain itu, orang tua juga dapat lebih terlibat dalam memantau kemajuan anak mereka."
Antusiasme peserta pelatihan sangat terasa, terutama saat mereka mulai menerapkan apa yang mereka pelajari di kelas masing-masing. Salah satu peserta, Ibu Rina, guru dari TK Tunas Bangsa, menyatakan, "Saya mendapatkan banyak wawasan baru tentang bagaimana melakukan asesmen yang lebih akurat. Menggunakan teknologi ternyata lebih mudah dari yang saya bayangkan, dan ini akan sangat membantu kami dalam memantau perkembangan anak secara lebih efektif." Para peserta merasa sangat antusias, karena pelatihan ini memberikan mereka kesempatan untuk tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkannya di kelas mereka.
Ke depan, para peserta berharap pelatihan seperti ini dapat terus dilaksanakan dan diperluas ke lebih banyak guru PAUD di berbagai daerah. Dengan pemanfaatan teknologi yang lebih optimal, diharapkan asesmen anak PAUD dapat lebih akurat, autentik, dan berbasis pada perkembangan masing-masing anak. Selain itu, keterlibatan orang tua melalui pelaporan digital diharapkan akan semakin mempererat hubungan antara sekolah dan keluarga dalam mendukung perkembangan anak.
Dengan adanya transformasi dalam metode asesmen ini, diharapkan anak-anak PAUD dapat menerima pembelajaran yang lebih sesuai dengan potensi dan kebutuhannya, serta dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI